Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan baru-baru ini mengeluarkan wacana terkait pembatasan penggunaan BBM bersubsidi. Diketahui pembatasan itu akan dimulai pada 17 Agustus 2024 mendatang. BBM yang dimaksud adalah Pertalite yang memang menjadi jenis BBM yang masih disubsidi pemerintah.
Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri merespon pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait rencana pembatasan penggunaan BBM bersubsidi yaitu pertalite. Diketahui pembatasan itu akan dimulai pada 17 Agustus 2024 mendatang.
Menurut Faisal Basri, Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah sudah tidak mampu menahan subsidi BBM lagi.
Saat ini harga minyak dunia masih dikisaran USD80 per barel, artinya Pemerintah masih mampu menahan subsidi BBM. Namun, jika harga minyak dunia naik USD90 per barel, maka diproyeksikan Pemerintah tak mampu menahan subsidi lagi, sehingga jalan pintasnya adalah menaikkan harga BBM bersubsidi.
“Kan sudah biasa. Sebelum naik kan antrian panjang dulu. Kan sudah enggak kuat lagi, dan dana kompensasinya gelembung. Terpaksa. Pertamanya sorry, dana kompensasinya enggak saya bayar dulu. Pernah dana kompensasi itu baru dibayar 2 tahun. Sampai PLN pernah hampir gagal bayar,” ujar faisal.