Note Ustadz Dr. H. Ahmad Humaedi, M.Si
Masjid TSM Bandung
MT Aria Jipang
Selasa, 11 Juni 2024
by : lucyrustikasari
YA ALLAH, KENAPA AKU DIUJI ??
Seringkali kita mengartikan ujian sbg suatu penderitaan/kesengsaraan, pdhl dalam Bhs. Arab, ujian disebut Bala = Al Bala = Al Ibtila’, dan menurut ulama ujian terbagi dlm 2 jenis, yaitu mihnah (ujian penderitaan) dan minhah (ujian anugerah), maka cara berfikir kita harus dirubah, karena yg disebut dg ujian bukan hanya penderitaan saja, tetapi anugerah/kebahagian juga merupakan ujian.
Allah akan terus menguji manusia, karena hidup sepenuhnya berisi dg ujian, ujian kesenangan & ujian kesedihan, yg datang silih berganti. Sakit itu ujian & sehatpun itu ujian, dst. QS. Al Baqarah ayat 124. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاِ ذِ ابْتَلٰۤى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَ تَمَّهُنَّ ۗ قَا لَ اِنِّيْ جَا عِلُكَ لِلنَّا سِ اِمَا مًا ۗ قَا لَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَا لَ لَا يَنَا لُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ
wa izibtalaaa ibroohiima robbuhuu bikalimaating fa atammahunn, qoola innii jaa’iluka lin-naasi imaamaa, qoola wa ming zurriyyatii, qoola laa yanaalu ‘ahdizh-zhoolimiin.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.””
Di ayat ini yg di uji adalah nabi Ibrahim, dg ujian penderitaan yg sangat dahsyat/berat, tetapi ada dua hal yg membuat nabi Ibrahim selesai menyempurnakan ujian dari Allah, yaitu : SABAR & HUSNUZAN pd Allah.
Dua hal ini yg dapat membantu seseorang shg kokoh menuntaskan ujian dari Allah.
“Innalloha ma’ash shoobiriin” = “Allah bersama/membersamai/menyertai orang2 yg sabar”. (QS. Al Baqarah ayat 153).
“Wallohu yuhibbush shoobiriin” = “Dan Allah mencintai orang2 yg sabar”. (QS. Ali Imran ayat 146).
Sejatinya tidak akan ada orang yg kuat di dunia ini, kecuali orang yg disertai/dibersamai oleh Allah & orang2 yg sabar. Maka minta tolonglah pd Allah dg sabar & shalat (QS. Al Baqarah ayat 153).
Nabi Ibrahim berhusnuzan pd Allah, yakin bhw ujian itu suatu bentuk cinta dari Allah, bukan karena kebencian dari Allah, sebab Allah sangat sayang kpd hambanya, & tidak ada Allah membuat hambanya menderita.
Menderita itu hanyalah persepsi manusia, ketika kita mempersepsikan sesuatu jadi derita, maka ia akan jadi menderita, dan sebaliknya ketika kita persepsikan bahagia, maka akan menjadi Bahagia.
Dan nabi Ibrahim sabar & berhusnuzan kpd Allah. Menurut Imam At Thabarani, ujian nabi Ibrahim diantaranya, adalah :
1). Ujian teologi, Ujian perjalanan spiritual bagaimana nabi Ibrahim mencari Tuhan, melalui bintang, bulan & matahari. (QS. Al An’am ayat 76- 78), shg kesimpulannya bhw Allah yg menciptakan langit & bumi. QS. Al An’am ayat 79. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ حَنِيْفًا وَّمَاۤ اَنَاۡ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
innii wajjahtu waj-hiya lillazii fathoros-samaawaati wal-ardho haniifaw wa maaa ana minal-musyrikiin.
“Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”
2). Ujian dg api, ujian dilemparkan ke dlm api, konsekwensi berhadapan dg penguasa yg dzalim (Raja Namruz), sampai Allah mengatakan “Hai api, dinginlah & selamatkan Ibrahim” (QS. Al Anbiya ayat 69).
3). Ujian harus meninggalkan anak & istrinya di tempat yg tidak ada kehidupan. Shg Siti Hajar bertanya pd nabi Ibrahim : “Apakah ini perintah Allah ??”, nabi Ibrahim menjawab : “Iya”, maka Siti Hajar pun berkata : “Jika ini perintah Allah, maka pergilah sebab Allah tidak akan menyia2kannya”.
4). Ujian utk berkhitan pd usia 80 tahun (oleh sendiri & dg batu).
5). Ujian harus menyembelih putranya (Ismail).
“Fa atammahuun” == “Lalu ia menyempurnakan ujian2 itu dg sempurna”. == >> Shg Allah jadikan nabi Ibrahim jadi KEKASIH- Nya.
QS. Al Anbiya ayat 35. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِا لشَّرِّ وَا لْخَيْرِ فِتْنَةً ۗ وَاِ لَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
kullu nafsing zaaa-iqotul-mauut, wa nabluukum bisy-syarri wal-khoiri fitnah, wa ilainaa turja’uun.
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.”
Ujian itu ada dua macam, yaitu : Ujian kebaikan dan ujian keburukan. Dan hidup itu adalah ujian, Allah menciptakan kematian & kehidupan utk menguji diantara kalian, siapa yg paling banyak amalnya. (QS. Al Mulk ayat 2).
Kaya ataupun miskin sama saja, menderita ataupun senang sama saja, yg penting banyak amalnya, sebab kematian itu datangnya mendadak, tidak pakai absen, tidak melihat kaya atau miskin/sehat atau sakit.
QS. Al Ankabut ayat 2. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ
a hasiban-naasu ay yutrokuuu ay yaquuluuu aamannaa wa hum laa yuftanuun.
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji?”
Ujian itu pasti, baik itu ujian kebaikan atau ujian keburukan,
kata nabi : “Urusan orang beriman itu mengagumkan, jika mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur, jika mendapatkan derita, ia bersabar, semuanya baik utk orang beriman, sama saja tidak ada bedanya”.
Maka kenapa harus bingung ?? Dimana menderitanya ?? Apa masalahnya ??.
Hidup itu ttg menjalani hidup, jangan disangka orang kaya lebih bahagia drpd orang miskin, banyak orang miskin lebih tenang hidupnya drpd orang kaya, seringkali orang kaya Allah cabut nikmat tidur, atau nikmat makan, tapi orang miskin Allah kasih nikmat makan ataupun nikmat tidur, maka kenapa harus bingung mikirin hidup ??, hidup mah jalani saja, siapkan diri menghadapi kehidupan.
Sebenarnya yg membuat kita menderita karena kita tidak siap menjalani kehidupan, ditakdirkan kaya jalani saja hidup kaya, ditakdirkan miskin, jalani saja hidup miskin.
Kadang2 kita ingin seperti orang lain, ini yg bikin kita menderita, padahal yg kita lihat belum tentu ia bahagia.
Kita ini tinggal menunggu mati, ada orang yg menunggu mati dg bahagia, ada juga yg menunggu mati dg sengsara, bukan meng-entengkan masalah, tetapi persiapkan diri kita utk menghadapi masalah.
Utk menikah tidak ada dalil utk bahagia, menikah itu masalah, tidak menikahpun masalah, karena hidup itu masalah & kita hidup utk ibadah & beramal shaleh melalui permasalahan kehidupan. (QS. Ar Rum ayat 21). Menikah itu utk mendapat sakinah (ketenangan), mawwadah (cinta kasih) warrahmah (anak/keturunan).
Semua sudah ada takdirnya, kita tinggal jalani saja, jika hari ini jadi orang miskin, berbahagialah jadi orang miskin, jika hari ini jadi orang kaya, berbahagialah jadi orang kaya, susahnya apa ??.
Yg bikin susah, karena : Kita ingin jadi orang lain.
Yg bikin hati menderita, hidup merana, sebab : Dunia ada di hati kita.
Maka berkoneksilah dg Allah, nanti Allah beri yg terbaik, jangan stress gara2 dunia, sebab dunia itu menipu, dunia membuat terlena/meninabobokan. Hidup itu tenang saja, sabar saja.
Kenapa Allah ciptakan ujian ?? Kenapa orang harus menderita ?? Jawabannya adalah :
1. Supaya dosa2 kita hilang.
Kita yakin kita punya dosa dan dosa itu ada yg hilang dg taubat/istighfar, ada juga yg hilang dg ujian yg Allah beri. Siapa yg tidak mau dosanya hilang ??. Maka ujian Allah berikan karena Allah ingin kita bersih. HR. Bukhari Muslim : “Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah, bahkan sekalipun tertusuk duri, kecuali Allah catat utknya satu kebaikan atau Allah hilangkan darinya satu titik dosa (asal sabar)”.
Untuk apa merajut kesedihan terus menerus/hingga berpuluh2 tahun, jangan difikirkan, jangan memikirkan orang lain yg tidak/belum tentu memikirkan kita, maka ketika ada masalah/ujian artinya Allah sedang inginkan dosa2 kita hilang. Karena Allah Tahu dosa2 kita banyak, dosa yg terasa ataupun dosa yg tidak terasa, yg sadar atau tidak sadar kita lakukan, spt merasa lebih baik dari orang lain,mudah menyalahkan orang lain, mudah berkomentar negatif pd orang lain, dll.
Dosa yg paling tidak terasa adalah : LISAN kita + sekarang dg jempol/jari2 kita.
Kadang kita lupa thd nikmat, lupa bersyukur atas nikmat2 yg mungkin dianggap sepele/receh/ringan sekalipun, spt : lupa bersyukur pd suami, pdhl kata nabi : “Wanita banyak yg masuk neraka gara2, tidak bersyukur dg pemberian suaminya, kufur thd suaminya”.
2. Supaya kedudukan kita meningkat disisi Allah.
Inginkah kita kedudukannya meningkat disisi Allah ??, Semua orang ingin derajatnya tinggi dihadapan Allah, mendapat kedudukan yg tinggi disisi Allah. Jangan hanya mengejar ingin terhormat disisi manusia, hanya akan menjadi sombong dg titipan2 Allah.
HR. Bukhari : “Dari Siti Aisyah RA, ia mengabarkan kepada kami bahwa ia bertanya kepada Rasulullah SAW perihal tha‘un, lalu Rasulullah SAW memberitahukannya, “Zaman dulu tha’un adalah siksa/azab yg dikirimkan Allah kpd siapa saja yg dikehendaki oleh-Nya, tetapi Allah menjadikannya sbg rahmat bagi orang beriman. Tiada seorang hamba yg sedang tertimpa tha’un, kemudian menahan diri di negerinya dg bersabar seraya menyadari bhw tha’un tidak akan mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia akan memperoleh ganjaran spt pahala orang yang mati syahid,’”.
Wabah saja yg mengenai orang yg beriman itu adalah Rahmat Allah, sedangkan bagi orang yg tidak beriman itu adalah azab/siksa dari Allah. Maka ujian Allah berikan utk meningkatkan derajat kita dihadapan Allah, agar derajat kita tinggi dihadapan Allah.
Ketika kita mati, dunia tidak ada yg dibawa & kematian itu datangnya mendadak, maka kita harus sadar betul dg takdir Allah, jika tidak ada iman pd takdir Allah, maka kita akan stress dg hidup.
Yakinlah semua sudah ada catatannya di lauh mahfudz, maka tidak usah bingung, jalani saja, syukuri apa yg ada.
3. Supaya kita tawakal pd Allah.
Supaya kita hanya berserah diri kpd Allah, bisa jadi karena kita sudah jauh dari Allah, Allah beri kita ujian agar kita mendekat pd Allah, pasrah & tawakal pd Allah, agar kita tenang karena ingat pd Allah.
Ujian bikin kita pasrah, berserah diri, tawakal pd Allah.
TANYA JAWAB :
1. Ketika suami pelit, istri boleh mengambil dari dompet suami secukupnya, bagaimana jika anak kita yg pelit, apakah seorang ibu boleh mengambil dari dompet anaknya ??
Jawab : Dalil ttg suami yg pelit, itu berlaku jika istrinya sampai tidak bisa makan (utk makan saja susah), bukan utk beli HP baru atau beli motor, dsb. Jangan sampai dalil agama dipakai utk melegitimasi utk mencuri. Adapaun ttg anak : 鹿Jika anak mengambil harta orang tua, maka hukum berlaku. Tapi jika orang tua mengambil harta anak, hukum tidak berlaku. Tapi jangan jadi legitimasi juga utk mengambil semaunya/mencuri uang anak, sebab ukur juga anak, atau anak punya keluarga (istri & anak). 鹿Dan kita sbg orang tua harus punya izzah (harga diri), jangan sampai merepotkan anak, sesusah apapun jangan sampai menyusahkan anak. Tapi anak yg shaleh pasti memberi/mencukupi orang tuanya, jangan sampai orang tuanya meminta.
2. Bagaimana melatih diri agar bisa sabar & ikhlas ??
Jawab : Caranya : Ingat takdir.
Fahami bhw segala sesuatu sudah ada takdirnya, yakin semua sudah diatur/ ditentukan oleh Allah. Jika sudah ingat takdir Allah, maka bisa sabar, karena sabar & ikhlas itu buah dari iman kpd takdir, jika tidak yakin pd takdir Allah, maka sulit utk bisa sabar, bisanya stress & tidak sabaran.
Sabar itu belajar, belajar yg terus menerus & tidak berhenti, & sabar itu tidak sebentar tapi terus menerus. Allah sudah mentakdirkan apapun yg terjadi.
Dan yg membuat kita jadi tidak sabar & tidak ikhlas sebab kita lupa bhw ini takdir Allah utk kita.
Kata nabi : “Rubah takdirmu dg berbuat baik (Al biru) & berdoa (ad du’a)”.
Yakinkan diri bhw apapun yg terjadi itu adalah : cara Allah mencintai kita.
Kita milik Allah, Allah berhaq memberi apapun utk kita, bahkan Rasul pun Allah uji dg derita, Rasul pun menderita, pdhl Rasul adalah manusia yg paling dicintai oleh Allah, bukan Allah tidak mau menolong, tapi Allah uji utk meningkatkan derajat disisi Allah.
Jika Allah mau kita sehat, kita akan sehat, jika Allah mau kita sakit, kita akan sakit. Yg penting ikhtiar, tetap berusaha, tetap bergerak jalani kehidupan.
Jika rumah tidak membuat kita bahagia, berbahagialah dg sajadah.
Jika suami tidak membuat kita bahagia, berbahagialah dg anak.
Bahagia itu diciptakan sendiri oleh kita, bukan dicari kemana2.
#semogabermanfaat
#mohonmaafsgalakkurangandrpenulis.