Pada hari Sabtu (1/6/2024) Keluarga Cerdas Kota Cimahi mengadakan sebuah kajian bertemakan “Membasuh Luka Pengasuhan Batch 2”. Topik tersebut dinilai sangat edukatif mengingat pentingnya membasuh luka pengasuhan masa lalu yang terus mengganggu perilaku kita sebagai orang tua saat ini.
Kajian diadakan di Masjid Al Mukarromah, Komplek Taman Bukit Cibogo, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Kajian tersebut dihadiri oleh 3 pembicara yang sangat inspiratif.
Diantaranya Ustadz Abu Zaki seorang Founder Saung Ta’aruf, Ka Husnul Chotimah seorang Film Maker dan Bu Mega seorang Depth Therapist. Kajian dengan metode ceramah, tanya jawab, dan terapi ini secara khusus membahas tentang Membasuh Luka Pengasuhan melalui Dzikir, Pengaruh Film terhadap Pengasuhan yang terluka, dan Terapi Membasuh Luka Pengasuhan
Pembukaan acara diawali dengan sambutan dari Direktur Keluarga Cerdas Kota Cimahi yang bernama Abdul Aziz, S.T., M.Pd. Beliau berbicara tentang pentingnya orang tua untuk mempelajari ilmu parenting agar keluarganya semakin berkualitas dikemudian hari, bukan stagnan atau menurun. Pentingnya peran seorang Ayah sebagai Kepala Pengasuhan di rumah.
Peran Ayah yang aktif dalam mengasuh keluarga akan memberikan dampak positif kepada anak. Perlunya seorang Ayah sebagai kepala Pengasuhan untuk hadir pada kajian parenting di mana pun untuk meningkatkan kualitas pengasuhannya di rumah masing-masing.
Beliau juga menyampaikan 4 program unggulan Keluarga Cerdas Kota Cimahi yaitu Ngaji Bersama Keluarga, Ngaji Film Keluarga, Bimbingan dan Konseling Belajar Anak dan Ngaji Manajemen Keluarga.
Kemudian diperkenalkan biodata diri dari setiap pembicara. Ketiga narasumber tersebut merupakan seseorang yang ahli dibidangnya. Pembicara pertama yang bernama Ustadz Abu Zaki merupakan seorang Founder Saung Ta’aruf yang berlokasi di daerah Ciawitali, Kota Cimahi.
Beliau menyampaikan tentang pentingnya berdzikir setiap saat, terutama saat mengalami pengasuhan yang buruk. Sebagaimana dzikirnya Nabi Muza alaihisssalam “robbisrohli sodri wa yassirli amri wah lul uqdatan min lisani yafqohu qouli, artinya Ya Allah lapangkanlah dadaku mudahkanlah urusanku dan janganlah kau keluhkan” ini adalah salah satu dzikir.
Dengan dzikir tersebut semoga kita keluar dari membasuh luka dari kesalahan-kesalahan mungkin orang tua kita yaitu dengan lapang dada menerima ketentuan dari Allah SWT.
Beliau memberitahukan pentingnya memohon ampun kepada Allah swt sebagai bagian dari ibadah kepada Allah swt dan membersihkan hati dari sifat dendam.
Pembicara kedua yang bernama Ka Husnul Chotimah merupakan seorang Film Maker yang berasal dari Kota Cimahi. Beliau menyampaikan bahwa pentingnya peran orang tua terhadap anak-anak zaman sekarang yang terlahir di era teknologi digital yang tidak terlepas dari gadget.
Hal tersebut menciptakan fenomena anak yang kecanduan game, ada juga karena YouTube, karena saat dihadapi sesuatu yang baru atau menarik, otak akan melepaskan dopamin yang menciptakan sensasi menyenangkan. Beliau juga menyampaikan mengenai film yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku-perilaku negatif pada anak karena ada beberapa film yang tidak disadari bermuatan LGBT, adegan dewasa, kekerasan dan lainnya.
Namun juga bisa berdampak positif bagi anak jika film tersebut memberikan value yang positif serta adanya pengawasan orang tua. Maka dari itu pentingnya peran orang tua untuk mengawasi anak-anaknya.
Pembicara ketiga yang bernama Ibu Margaretha Mega Natalia, S.Pd. Gr (Founder Rumah Impian dan Solusi dan Depth Therapist) yang berasal dari Cimahi. Beliau membuka pertemuan dengan meminta kepada peserta yang hadir untuk menyebutkan 3 hal yang paling disyukuri hari ini, kemudian 2 hal yang paling disyukuri dari masalah yang sedang dihadapi, dan sebutkan 1 orang yang ingin kamu ucapkan terima kasih tapi belum ada kesempatan menyampaikannya, dengan menuliskannya dikertas yang telah disediakan.
Setelah peserta selesai menulis, beliau meminta peserta berpasangan untuk menceritakan hal tersebut. Dalam sesi ini, sebagian besar peserta meneteskan air mata. Kemudian dilanjutkan dengan beliau menyampaikan apa itu luka pengasuhan dari sudut pandang depth therapy, mengapa terjadinya luka pengasuhan, dan pentingnya membasuh luka pengasuhan.
Terakhir, beliau membimbing peserta untuk melakukan terapi mandiri untuk menghilangkan emosi-emosi negatif yang ada dalam diri dengan cara mengetuk-ngetuk bagian tubuh yang diarahkan oleh beliau. Sebagian besar peserta meneteskan air mata setelah melakukan terapi membasuh luka pengasuhan. Praktek terapi ini menjadi oleh-oleh yang bisa dibawa peserta ke rumah, agar luka pengasuhan di keluarga mereka bisa sembuh secara perlahan-lahan. Mudah-mudahan akan tercipta keluarga yang lebih samara dan berbuah surga berisikan istana emas dan berlian.
Kegiatan ini di dukung oleh Saung Ta’aruf, British Propolis, Klik Aqiqah Bandung, LAZ Graha Dhuafa Indonesia, TV Harmoni, Pikiran Rakyat FM, Sharing Keluarga, Azmi Community, Smart Parent Community, Cimahi Babywearers, dan Info Cibeureum.