Note Ustadz Nur Ihsan Jundulloh Lc.
Masjid Al Amin Buah Batu Bandung
Sahabat Bandung Community (SBC)
Senin, 06 Mei 2024
by : lucyrustikasari
TADABBUR QURAN (QS. AL FATIHAH)
Pengantar :
Tidak ada amal shaleh yg tidak disukai oleh Allah, tapi ada amal shaleh yg dicintai, yg lebih dicintai & ada yg paling dicintai oleh Allah, yaitu amal shaleh yg terus menerus (kontinyu) walaupun itu sedikit, jadi jangan berfokus pd sedikitnya tapi fokus pd berkelanjutannya.
Ketika kita mencari suatu alamat dlm kehidupan kita, jika kita punya petunjuk, misal dari google map, tinggal kita mau ikuti petunjuknya (rutenya), maka kesulitan/kebingungan kita akan menjadi mudah (teratasi), tidak capek mikir, tidak membuat lelah & hemat bbm pula. Itulah kelebihan orang yg punya & mau mengikuti petunjuk yg benar. Dan orang yg capek adalah orang yg tidak tahu mana jalan yg benar, tidak punya petunjuk utk ke jalan yg ia cari, atau bahkan tidak mau mengikuti petunjuk tsb, pdhl ada petunjuk/google map yg memudahkannya.
Seperti itu juga orang yg ada dalam perjalanan kehidupan, jika mau ikuti petunjuk yg Allah berikan, yg mana Allah lah yg bikin jalan hidup & Allah yg paling tahu jalan hidup manusia. Ada kalanya, kita ikuti google map juga salah/nyasar2 sebab google bukan yg bikin jalan, sedangkan Allah yg bikin jalan kehidupan & Allah yg ngasih petunjuk, maka siapa yg ikuti petunjuk Allah, dipastikan akan selamat & tidak capek/bingung.
Doa yg nabi ajarkan agar mendapat rahmat/kasih sayang Allah dg Al Quran : “Allaahummarhamna bil Quran. Waj’alhu lii imaama wa nuran wa hudan wa rohman. Allaahumma dzakkirnii minhu maa nasiitu wa ‘allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aaa-allaili wa’atrofannahaar waj’alhu lii hujatan yaa rabbal ‘aalamin”.
“Ya Allah rahmatilah kami dengan Alquran. Jadikan ia imam kami, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Ya Allah, ingatkanlah kami apa yang kami lupa dan ajarkan bagi kami apa yang kami jahil. Karuniakanlah kepada kami untuk dapat membacanya sepanjang malamnya dan sepanjang siangnya. Jadikanlah ia perisai kami, wahai Tuhan semesta alam.”

Kita mendengar/menyimak, berinteraksi dg Al Quran saja sudah menjadi rahmat (walaupun tidak faham), apalagi yg membacanya, apalagi memahaminya, apalagi yg belajar & mengajar, apalagi yg mentadabburinya, terlebih2 lagi yg mengamalkannya. QS. Al A’raf ayat 204. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاِ ذَا قُرِئَ الْقُرْاٰ نُ فَا سْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَ نْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat”.
Bahkan ketika jin tidak bisa naik ke langit & mendengar pembicaraan para malaikat, mereka mencari tahu, apa yg terjadi dibumi, kemudian mereka mendengar Rasul membaca Al Quran, lalu merekapun beriman. Jin & manusia punya karakter yg sama, ketika dibacakan Al Quran, ada yg merasa kepanasan & ada juga yg tidak/ malah mendekat pd Quran, shg turun rahmat Allah & jin tsb jadi beriman. Dan Allah turunkan surat Al Jinn. QS. Al Jinn ayat 1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قُلْ اُوْحِيَ اِلَيَّ اَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَا لُوْۤا اِنَّا سَمِعْنَا قُرْاٰ نًا عَجَبًا
“Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan),” lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an),”
“Allaahummarhamna bil Quran” = “Ya Allah rahmatilah kami dg Quran”.
Rahmat Allah turun ketika mendengar & menyimak Al Quran, atau hal yg dpt mengundang rahmat Allah dg mendengar, membaca & mentadabburi Al Quran, dan itu sbg salah satu sebab Allah menambah iman pd kita, karena yg paling cepat menaikan keimanan adalah dg mendekat pd Al Quran, atau booster keimanan yg paling effektif adalah Al Quran.
“Waj’alhu lii imaama” = “Jadikan ia imam kami”.
Jadikan Al Quran sbg imam kami, maka ketika kita jadi makmum, harus ikuti imam, imam itu diikuti & tidak didahului, maka ikuti apa kata Al Quran, walaupun ada ayat2 Al Quran yg mungkin tidak cocok dg keinginan kita, kata Quran ke kanan, kita kekanan, kata Quran ke kiri, kita ikut kekiri, jika berlawanan dg Quran artinya “mufarokah” = berpisah/tidak berimam/tidak berjamaah. Menjadikan Quran sbg imam, maka harus bergerak cepat seiring imam (Qurana).
“Wa nuran” = “Jadikan Quran sbg cahaya kami”.
Sejatinya kita bisa melihat bukan karena punya mata, tapi karena ada cahaya, cahaya-lah yg membuat kita bisa melihat, jika cahaya yg kita miliki kurang/redup, maka sulit kita melihat jalan, jarak pandang pendek/terbatas, harus merangkak pelan2, takut & beresiko tinggi. Tapi jika cahaya yg kita miliki itu terang, maka semua terlihat jelas, bisa melihat sampai jauh, bisa ngebut/bergerak lebih cepat.
Begitulah gambaran cahaya di dunia & cahaya di akhirat, bagaimana cara kita melewati shirat di akhirat, spt gambaran kita melewati kehidupan di dunia. Ada yg melewati shirat dg secepat kilat, karena ia punya cahaya paling kuat/terang, tapi ada juga yg lambat/perlahan2/merangkak, karena tidak punya cahaya atau cahaya yg dimilikinya sangat kurang.
Maka semakin terang cahaya yg dimiliki, semakin tahu jalan yg dilewati, makin mudah selamat sampai tujuan. Tapi semakin kurang/bahkan tak punya cahaya yg dimiliki, semakin lambat & semakin beresiko menabrak kanan-kiri. Begitu juga jika hidup tidak punya cahaya, tidak tahu mana yg benar atau salah, tidak punya pembeda.
“Wa hudan wa rahmah” = “Jadikan Quran sbg petunjuk & rahmat/kasih sayang dari Allah bagi kami”.
QS. Al Fatihah
Secara bahasa, Al Fatihah adalah Pembuka (Pembuka Al Quran), walaupun bukan surat pertama yg turun, (QS. Al Alaq adalah surat pertama yg turun pd Rasul), karena Quran yg diturunkan pd Rasul sesuai dg perintah Allah, diurutkan sesuai dg perintah Allah. Satu surat tidak langsung diturunkan sekaligus tetapi bertahap, walaupun ada satu surat yg sekaligus diturunkan, yaitu QS. Al An’am & Rasul langsung hafal, karena sifat Rasul itu “fatonah”/cerdas.
Jadi urutan Quran adalah taufiqiyah atau sudah dari sananya (dari Allah), bukan disusun oleh ulama (bukan ijtihad) atau sahabat atau oleh nabi tapi sesuai dg wahyu (& urutannya) dari malaikat jibril pd Rasul & Quran yg dibumi adalah Quran yg sama dg yg di lauh mahfudz. Saat Quran turun pd Rasul selama 22 tahun, 2 bulan & 22 hari (sekitar 23 tahun). Al Quran turun dari Lauh mahfudz, dg dua tahap, yaitu : **) dari lauh mahfudz langsung 30 juz & **) dari malaikat jibril ke Rasul, dg bertahap.
QS. Al Fatihah banyak keutamaannya/keistimewaannya/keagungannya & Allah sebutkan (seolah2) terpisah Al Quran & QS. Al Fatihah dlm QS. Al Hijr ayat 87. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَـقَدْ اٰتَيْنٰكَ سَبْعًا مِّنَ الْمَـثَا نِيْ وَا لْـقُرْاٰ نَ الْعَظِيْمَ
“Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang (dibaca) berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung.”
Bahwa ada 7 ayat yg dibaca berulang2, ayat yg dimaksud adalah QS. Al Fatihah, karena kadar keistimewaannya sejajar dg Al Quran, sebab Al Fatihah adalah induk/rangkuman/intisari dari Al Quran.
QS. Al Fatihah yg terdiri dari 7 ayat dibaca berulang2 minimal 17x dlm sehari (dlm shalat wajib), atau 40x (17x dlm shalat wajib + 12x dlm shalat rawatib + 11x dlm shalat tahajud), atau bisa jadi lebih dari itu. Dan Allah perintahkan jika mau membaca Al Quran mulailah dg berlindung pd Allah (ta’awudz). QS. An Nahl ayat 98. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَاِ ذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰ نَ فَا سْتَعِذْ بِا للّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.”
Diperintahkan memohon perlindungan dari Allah, sebab saat kita berinteraksi dg Quran (beribadah/beramal shaleh), setan tidak suka & setan akan selalu menghalangi dari segala arah, supaya kita tidak melewati jalan yg benar.
QS. Al A’raf ayat 16. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قَا لَ فَبِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَ قْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَا طَكَ الْمُسْتَقِيْمَ
“(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,”
Iblis & keturunannya tidak mau kita selamat, maka Allah ajarkan sebelum kita membuka buku petunjuk kehidupan, berlindung/berdoa pd Allah, sebab tidak ada yg bisa melindungi/menjaga kita dari setan kecuali Allah. Jika kita mengandalkan kecerdasan kita atau merasa ujub (tidak butuh orang lain utk membanggakan diri/merasa ‘paling’) atau takabur (butuh orang dibawah utk direndahkan), justru itu membuat setan senang, dan tidak ada yg bisa melawan bisikan setan kecuali berlindung pd Allah.
QS. Al A’raf ayat 17. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَا نِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
“kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.””
Janji setan pd Allah, akan mengganggu manusia dari depan (shg tidak fokus dlm ibadah/beramal shaleh), dari belakang (mendorong dari belakang agar muncul rasa ujub & takabur), dari kiri & dari kanan, shg banyak hal yg menjauhkan kita dari jalan yg lurus jika tidak berlindung pd Allah. Hanya dua arah yg tidak didatangi oleh setan, yaitu dari atas, sebab orang yg selalu ingat pd Allah yg diatas, & dari bawah, sebab orang yg selalu bersujud mengingat tempat kembali/kematian. Dan setan akan menangis jika melihat orang yg sujud. Bisikan setan tidak ada yg bisa melindungi kecuali Allah & semakin shaleh seseorang, semakin dahsyat bisikan setan-nya, semakin tinggi ilmu agamanya semakin dahsyat ilmu setannya.
QS. Al An’am ayat 112. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِ نْسِ وَا لْجِنِّ يُوْحِيْ بَعْضُهُمْ اِلٰى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا ۗ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوْهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُوْنَ
“Dan demikianlah untuk setiap Nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama apa (kebohongan) yang mereka ada-adakan.”
Setan manusia lebih keras permusuhannya pd para nabi dibandingkan setan jin, spt : Abu Jahal, yg malah mengejar nabi. Begitu juga dg nabi Yusuf yg diganggu/dikejar setan manusia & berlindung kpd Allah (“ma’aadzallooh” – QS. Yusuf ayat 23).
Maka mulailah membaca Allah Quran dg berlindung pd Allah, agar mendapatkan rahmat Allah, mulai karena Allah jangan sampai berhenti karena selain Allah.
QS. Al Fatihah ayat 1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Allah ingin ajarkan kpd kita, mulailah segala sesuatu dg membawa nama Allah, sertakan Allah dlm awal perbuatan/kegiatan, ketika terbiasa dg basmalah, insyaa Allah jauh dari maksiat, karena tidak mungkin memulai kemaksiatan dg bismillah. Tapi jika ia tinggalkan bismillah, akan mudah mulai bermaksiat, jika terbiasa dg bismillah, terjaga dari maksiat, karena mustahil orang yg membawa2 nama Allah utk perbuatan maksiat.
Ketika Allah ada dlm setiap aktifitasnya, maka berkah akan turun.
Sabda nabi : “Semua urusan/kegiatan/aktifitas jika dimulai dg menyebut nama Allah, maka akan turun berkah/rahmat/kasih sayang Allah kpdnya, tapi jika tidak dimulai dg menyebut nama Allah, maka terputus dari rahmat/kasih sayang, barokah & pahala dari Allah”.
Sekuler = memutuskan segala sesuatu dg Allah. Seperti : pendidikan sekuler, yaitu pendidikan yg tidak melibatkan/membawa nama Allah dlm segala aktifitas pendidikannya, begitu juga dg ekonomi sekuler, politik sekuler, dsb. Orang pintar jika tidak disambungkan kepintarannya dg Allah, akan jadi pintar keblinger, cerdiknya utk licik, sebab dikepalanya tidak ada Allah.
Dan surat yg turun pertama pd Rasul, memerintahkan : Bacalah dg menyebut nama Allah (QS. Al Alaq ayat 1). Tapi Allah sudah memberitahukan bhw, akan ada orang2 yg tidak suka (kesal) jika menyebut nama Allah & dia pasti terputus dari rahmat Allah.
QS. Az Zumar ayat 45. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاِ ذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَحْدَهُ اشْمَاَ زَّتْ قُلُوْبُ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِا لْاٰ خِرَةِ ۚ وَاِ ذَا ذُكِرَ الَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖۤ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ
“Dan apabila yang disebut hanya nama Allah, kesal sekali hati orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat. Namun apabila nama-nama sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka menjadi bergembira.”
Yang seperti itu dihari ini disebutnya sekuler, yg tidak mau bismillah, yg tidak mau melibatkan Allah dlm setiap aktifitas kehidupannya. Dampak dari melibatkan Allah, setiap ilmunya (mengenal mahluk) bertambah, akan bertambah juga ilmu mengenal Allah, jika tidak melibatkan Allah, hanya akan mengenal mahluk saja, tidak mengenal Allah. Jika disetiap urusan tidak membawa nama Allah, maka terputus, sekecil apapun urusan tidak membawa berkah, sebab Allah tidak dilibatkan. Maka “Bismillah” yg diucapkan dlm setiap langkah aktifitasnya bermakna : Tersambung dg Allah, ada nama Allah disetiap kegiatan/aktifitasnya.
TANYA JAWAB :
1. Membaca ta’awudz ketika di awal shalat atau sebelum shalat ??
Jawab : Membaca ta’awudz sebelum beribadah, artinya jika dlm shalat, sebelum takbiratul ihram & sejak takbiratul ihram Allah menjauhkan kita dari setan. Tapi setan tidak berhenti cara utk menghinakan kita dihadapan Allah, yaitu ketika lisan & hati kita tidak sama. Saat ucapkan “Allahu Akbar”, harusnya Allah yg mengisi hati & fikiran kita, tapi setan selalu cari cara mencuri shalat kita dg mengalihkan hati/fikiran kita.
2. Bagaimana ketika kita berdzikir, tapi ada orang yg tidak suka dg dzikir kita ??
Jawab : Jika ada orang yg tidak suka/tidak nyaman melihat orang lain berdzikir, berarti termasuk yg disebutkan Allah dlm QS. Az Zumar ayat 45 tadi. Apalagi dzikirnya tidak menganggu orang lain, tapi lain hal lagi jika dzikirnya mengganggu kekhusyuan orang lain. Diantara amal shaleh yg dianjurkan adalah memperbanyak dzikir, tapi jangan sampai menganggu kekhusyuan ibadah orang lain.
#semogabermanfaat
#mohonmaafsgalakkurangandrpenulis.