Note Ustadz Sonny Abi Kim
Masjid TSM Bandung
MT Mar’atus Shalihat & One Ummah
Kamis, 14 September 2023
by : lucyrustikasari
MERAIH KELAPANGAN HATI
Lapang dada adalah kunci kehidupan, karena ketika kita lapang hati dlm kehidupan, maka efeknya adalah hidup kita menjadi lebih ringan, tenang, nyaman, tentram & kita semua butuh itu.
Lapang hati = lapang dada = ttg bagaimana hubungan kita dg Allah, dg sesama,& dg diri sendiri.
Fitrah kehidupan : Bahwa hidup itu tempatnya masalah (ujian) & jika kita tidak mau diuji, maka jangan hidup. Melanjutkan hidup = melanjutkan berinteraksi dg masalah/ujian.
▪️Kata Syekh Athaillah : “Jangan heran jika dlm hidup temui banyak masalah, sebab masalah/ujian itulah sifat asli/watak dari hidup”.
▪️Kata Pepatah : “Hidup adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah berikutnya”.
Bahkan ada pepatah yg berkata : “Badai pasti berlalu”, tapi sejatinya selama masih hidup, pasti setelah badai yg satu, akan ada badai yg lain.
“L
ife is not about waiting for the strom to pass” = “Hidup bukan ttg menunggu badai berlalu”.
“But life is about learning how to dance in the rain” = “Tapi hidup ttg bagaimana menikmati/menari ditengah badai”.

Rahasianya : Jika kita punya jurus LAPANG HATI maka hidup kita akan “berbeda”.
▪️Nabi pernah ditanya oleh para sahabat : “Sampai kapan ujian ini berakhir ??”, Lalu nabi menjawab : “Hidup pasti selalu ada ujian, sampai dg kita kembali pd Allah dg tidak membawa dosa sedikitpun”.
▪️QS. Al Baqarah ayat 214. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَا لضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”
Ayat ini menegaskan, bhw orang beriman pasti diuji, jika mengaku beriman lalu tidak diuji, itu tidak mungkin. Tidak mungkin jika belum merasakan apa yg dirasakan (goncangan2 kehidupan) oleh orang2 sebelum kamu.
Ada tiga level ujian yg Allah hadirkan dlm kehidupan, yaitu :
-Masalah yg ringan (ba’saa = masalah yg enteng).
-Masalah yg mulai berat (adhorro).
-Masalah yg mengguncang hidup kita (zulzilu = hati yg guncang).
✍Dan setiap kita pasti mengalaminya, walau berbeda2 bentuknya. Ada yg diguncang dg financialnya, rumahtangganya/keluarganya, sakit/penyakit, kehilangan orang yg dicintai, dll. & setiap orang punya saat “stragling” dg masalah, meskipun sering terlihat “rumput tetangga terlihat lebih hijau”.
“There are always be problem, but they are not always the problem” = “Selalu ada masalah tapi bukan itu masalahnya”. Ttg bagaimana (cara kita) merespon (masalah) itu dg lapang dada.
Tapi Allah tidak mungkin memberi sesuatu yg diluar batas kemampuan, “laa yukallifullohu nafsan ilaa wush’ahaa”, Allah tahu kita mampu dg ujian tsb. Ujian setiap manusia itu bertingkat2, mulai dari orang awam, semakin atas semakin berat, sampai dg para nabi/ulul azmi/kekasih2 Allah. Bahkan kata nabi, ujian nabi Musa lebih berat drpd ujian beliau, shg paling banyak disebut/diceritakan dlm Quran, karena menghadapi firaun & menghadapi kaum yg paling “ngeyel”, kaum yg tidak tahu diri & tidak tahu syukur (yaitu Bani Israel), padahal sudah Allah selamatkan dari firaun, meski hidup digurun lalu Allah turunkan awan utk menaungi mereka, ketika haus dipukulkan tongkat (nabi Musa) shg keluar 12 mata air (sesuai jumlah kabilah), ketika lapar Allah beri makanan dari surga (manna wa salwa), tapi terus protes kpd Allah.
Doa nabi Musa ketika dlm keadaan yg sangat berat (▪️QS. Thaha ayat 25-28) : “Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii”.
“Ya rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”
“Robbis rohli shodrii” = “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku”.
== >> Yg pertama kali diminta adalah : “lapang dada”. Maka lapang dada adalah kunci penting.
“Wa yassirlii amri” = “Dan mudahkanlah urusanku”.
== >> Setelah itu baru meminta “mudahkan urusanku”. Maka urutan pola kehidupan adalah lapang dada dulu, baru urusan dimudahkan. Tapi kita sering terbalik, minta kaya dulu baru sedekah, minta kaya dulu baru bahagia.
Maka : Buka dulu pintu gerbangnya yaitu : “Lapang dada” = “Key of life” = Kunci kehidupan.
Maka ketika masalah tidak beres2, temui jalan buntu, makin jauh dari keinginan, == >> Bisa jadi, karena pintu utamanya belum ada yaitu lapang dada. Ketika masih sempit dada kita, maka makin ruwet/kusut masalah hidup. Maka dari itu setiap skill/kemampuan, butuh latihan/harus kita latih, butuh mujahadah/kesungguhan, shg sampai menjadi hebat/jago, shg sampai pd lapang dada.
Doa meminta lapang dada, sejatinya yg diminta adalah : Iman & tawakal. Lapang dada dg iman yg melimpah & tawakal yg indah atau sering disebut “SURRENDER”.
Fahami dulu ingredients/komposisi dari lapang dada, yaitu :
1.
IMAN : Tidak mungkin tanpa iman, seseorang bisa dadanya lapang. Iman = amalan hati, karena yakin Allah Maha Adil, tidak mungkin menzalimi, yakin Allah Maha Baik, tidak mungkin memberi yg tidak terbaik, yakin Allah Maha bijaksana, tidak mungkin memberi sembarangan, dsb.
▪️Kata Ibnul Qayyum : “Hanya dg kacamata iman kita bisa temukan keindahan dlm kehidupan”.
▪️Kata nabi : “Urusan orang beriman itu selalu baik, tidak ada yg buruk”.
Orang beriman itu ridho dg apa yg Allah tetapkan, shg dadanya lapang (bahagia).
▪️Maka nabi ajarkan utk selalu memberi/menampilkan wajah dg senyum, ceria & bahagia, sebab ini adalah persoalan besar disisi Allah, bukan persoalan kecil. Karena wajah yg selalu tersenyum, ceria & bahagia (dg pondasinya iman), pertanda bhw hamba itu RIDHO.
▪️Kata ulama : “Tidak ada yg paling disukai setan, kecuali mukmin yg berhati (wajah) murung (hati buruk), cemberut, rudet/rungsing, “ba”eud”, dsb.
▪️Kata ulama : “Terkadang Allah mem-bobot amalan hati yg ridho lebih berat drpd shalat malam/puasa senin-kamis/sedekah, bahkan umrah”.
Bisa jadi hamba itu tidak shaleh2 amat, yg dikerjakan hanya yg wajib2 saja, tapi punya kedudukan ‘special” disisi Allah, sebab ia mempunyai “hati yg ridho” (tidak mengeluh & selalu berterimakasih kpd Allah).
▪️Kata Ulama : “Agar ujian terasa ringan, yakini bhw Zat yg menetapkan takdir atasmu, adalah Zat yg Maha Baik, Allah tidak mungkin zalim”.
2. TAWAKKAL : Amalan hati yg beriringan dg upaya fisik yg sempurna. Tawakal bukan pasrah yg tidak ngapa2in. Tawakal & lapang dada harus bareng, artinya fisiknya bergerak, lapang dada & hatinya tenang, shg ikhtiarnya lebih bertenaga, bathinnya tenang/dadanya lapang shg terbuka jalan (solusi dari masalahnya), tapi ketika bergerak tapi hatinya rungsing/rudet/mengeluh/sempit dadanya, tak akan ketemu solusi. Biasanya ketika kita ingin merubah orang lain, semakin kita ingin semakin tidak berubah, sebab apapun yg dilakukan orang lain, itu diluar kendali kita. Jadi kita harus faham peta kendali, maka akan tawakal.
✍Jika tidak faham peta kendali, yg dilakukan orang lain hanya akan membuat kita stress/rudet/kecewa/jengkel, dll. Harusnya yg diluar kendali kita tidak usah kita fikirkan, sebab kita tidak akan dihisab dg apa yg diluar kendali kita (omongan orang lain, sikap orang lain, pandangan orang lain), maka tidak usah sibuk klarifikasi.
▪️Kata Ali bin Abi Thalib : “Tidak perlu jelasin dirimu pd siapapun, sebab orang yg membencimu tidak percaya itu & orang yg suka tidak butuh itu”.
“Maka jangan letakkan kebahagiaan kita dimulut orang lain”.
▪️Kata Imam Syafe’i : “Berharap semua orang suka pd kita adalah harapan yg mustahil”.
▪️Kata Ulama : “Seandainya engkau tahu bagaimana manusia melupakanmu setelah engkau wafat, engkau tidak akan sibuk mencari ridho dari orang lain”.
Jadi untuk apa jungkir balik mencari perhatian mahluk ??.
✍Maka fahami (peta) mana yg dalam kendali kita & mana yg diluar kendali kita, termasuk sikap anak2 atau sikap pasangan kita. Tugas kita hanya menyampaikan, bukan memberi hidayah. Maka sebenarnya pondasi parenting itu ttg bagaimana “mengubah diri” bukan “mengubah orang lain”.
Bagian kita adalah ikhtiar, yg akan dihisab oleh Allah, sedangkan hasil itu diluar kendali kita (yg tidak akan dihisab oleh Allah). Dan yg Allah lihat adalah : Kesungguh2an kita dlm berikhtiar/beramal. Spt nabi Nuh, berdakwah 900 tahun, tapi yg umatnya hanya 80 orang.
Tawakkal itu tahu mana bagian kita (sbg mahluk) & mana bagian Allah (sbg Tuhan/pencipta).
Masa lalu itu diluar kendali kita, & yg dalam kendali kita hanyalah respon utk merubah masa lalu menjadi lebih baik. Dan ada dua kata yg sering membuat hidup kita “menderita”, yaitu kata “seandainya” & “jikalau”, dimana dua kata ini menjadi pintu masuk setan.
Yg sudah terjadi = takdir, & dlm urusan takdir tidak boleh berkata seandainya/jikalau, sebab menjadi dosa. Maka Tawakkal = menyerahkan pd Allah, Allah yg paling tahu apa yg terbaik utk kita, tugas kita hanya berupaya.
Doa yg nabi ajarkan : “Ya Allah, apapun yg Engkau tetapkan dlm hidup hamba, hamba terima ya Allah, asalkan dg itu Engkau ridho & Engkau maafkan hamba, hanya Engkau yg paling tahu apa yg terbaik utk hamba”.
▪️QS. Al Baqarah ayat 216. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”.
Ada masanya keinginan kita tidak sesuai dg kenyataan yg terjadi (kehendak Allah), nabi ajarkan doa : “Rodhitu billahi robba wabil islami dina wabi muhammadin nabiyya warasula, rabbii zidnii ‘ilmaan warzuqnii fahmaan”.
“Aku ridha Allahﷻsebagai Tuhanku, dan Islam sebagai agamaku, dan Muhammad ﷺ sebagai Nabi dan Rasulku. Ya Allah tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pemahaman yang baik”.
Lapang dada mengundang rezeki & karunia Allah utk datang, maka bangun keyakinan bhw :
1). Tidak ada yg lebih sayang sama kita, kecuali Allah (laa ahadun arhamu bika mirrobbika).
2). Tidak ada yg lebih tahu isi hati kita, kecuali Allah.
Masalahnya kita sering curhat kpd orang lain, padahal Allah menunggu kita mengadu pd Allah. Maka sering2lah mengadu pd Allah, sebab Allah senang jika kita sering2 curhat pd Allah. Bahkan nabi ajarkan kita utk urusan sekecil apapun ngadu/minta pd Allah.
Maka latihan ngadu pd Allah, latihan utk bisa menemukan kelapangan hati, sebab Allah itu Maha Mendengar & Maha Memperhatikan apa yg kita mau. Latihan lapang dada, dg mengadu pd Allah & biasakan “jeda”, jangan langsung respon/responsif, tarik nafas dulu (10 detik) baru respon, shg kita terbiasa merespon dg fikiran yg jernih dan kaidah2 tsb menghantarkan kita pd lapang dada & ketergesa2an itu datangnya dari setan.
.
.
TANYA JAWAB :
1. Bagaimana mengendalikan apa yg diluar diri kita ?? & Bagaimana mengendalikan diri kita sendiri ketika merasa insecure ??
Jawab : Sesuatu yg diluar kendali kita, jangan dikendalikan (jadi overthinking). ▪️Menurut Syeikh Atthaillah : “Istirahatkan dirimu, damaikan fikiranmu, tenangkan jiwamu atas sesuatu yg diluar kendalimu”.
Kembali pd rumus : Petakan ruang kendali, bahwa yg diluar kendali kita disebut “Qadha – Qadar”, & kita tidak akan dihisab dg itu, sedangkan yg ada dlm kendali kita adalah “Free will” & ini akan dihisab oleh Allah.
Manusia itu special, karena diberi free will (kebebasan memilih), mau pilih jalan taat (pd Allah) atau jalan keburukan. “Fa alhama fujuraha wa taqwaha” = “Allah ilhamkan kpd jiwa kita, jalan kefasikan & jalan ketakwaan” (▪️QS. As Syams ayat 8).
Respon kita yg ada dlm kendali kita tidak disempitkan oleh sesuatu yg diluar kendali kita.
Rumusnya : Semua yg yg diawali “di” == >> Itu diluar kendali kita (takdir & kita tidak akan dihisab dg itu), contoh : Di caci maki, di buly, dihina, difitnah, dsb. Lebih baik mengkonversi apapun yg diluar kendali kita menjadi pahala. ✍Fokus perhatian kita harus pd “free will”/ yg ada dlm kendali diri kita, utk menyikapi keadaan & ini yg akan dihisab oleh Allah, contoh : menghina, membuly, mencaci maki, memfitnah. Obat supaya tidak ada sempit dada, petakan apa2 yg di dlm kendali kita/fokus pd free will. Masih lebih ringan kesedihan drpd penyesalan, sebab kesedihan sering tidak dlm kendali kita, sedangkan penyesalan, karena tidak melakukan yg terbaik & ini ada dlm kendali kita, spt teriakan2 para penghuni neraka karena penyesalan (tidak melakukan ketaatan yg terbaik, pdhl ada dlm kendali kita).
Ketika kita overthinking/berfikir yg jauh2, maka alihkan menjadi tawakkal/ fokus pd apapun yg bisa kita lakukan, spt jika takut ujian, maka belajar, jika takut mati, maka siapkan husnul khatimah, dsb. Respon kita thd qadha & qadar, apakah semakin mendekatkan kita pd Allah atau semakin menjauhkan kita dari Allah & maksimalkan amal agar dada makin lapang.
▪️QS. Al Mulk ayat 2. “liyabluwakum ayyukum ahsanu’amalaa” = Utk menguji kamu, siapa diantara kamu yg lebih baik amalnya”. == >> Allah melihat seberapa ihsan kita dlm beramal ??. Maka bergeraklah secepat mungkin, secara maksimal, nanti Allah beri yg terbaik.
2. Apa definisi ikhtiar yg maksimal ??
Jawab : Ikhtiar maksimal = sampai batas kemampuan si hamba tsb = puncak ikhtiar. ▪️QS. At Thagabun ayat 16. “Fattaqulloha masthatho’tum” = “Maka bertaqwalah kpd Allah menurut kesanggupanmu”.
Ketika bersungguh2 mengarahkan potensi perasaan & sikap ikhtiar, yg Allah uji itu “kemauan”, bukan “kemampuan”, sebab Allah tahu kita mampu, hanya seberapa besar kemauan kita dorong sampai dg batas maksimal, yg tahu batasnya diri kita sendiri (sebab berbeda2 levelnya, maka minta fatwa kpd hatimu).
Hati yg menerima tidak akan berontak, jika berikhtiar tapi hatinya tidak terima, akan berontak. Maka maksimalkan hati kita utk menerima.
Bingkai ikhtiar kita dg 3 M : Menerima, Mengadu & Merayu.
Pola ikhtiar orang yg ditolong oleh Allah adalah “melibatkan Allah”, sebab tidak ada orang yg ditolong oleh Allah, yg tidak melibatkan Allah & tidak minta ditemani oleh Allah. Optimalkan hati utk mau menerima, optimalkan lisan utk selalu minta ditemani oleh Allah & merayu Allah.
3. Ketika ada masalah dlm pilihan, bagaimana jalan keluar yg diridhai oleh Allah ??
Jawab : Istikharah = meminta dimantapkan hati atas dua pilihan. Berserah diri pd Allah dg “No Tendetion” (Tidak memaksa pd Allah). Dg shalat dua raka’at, minta yg terbaik menurut Allah, bukan menurut kita, sebab ilmu kita terbatas, hingga hati kita dibuat mantap dg salah satu pilihan.
4. Tadi disebutkan jangan berharap ridho dari manusia, tapi bagaimana dg ridho orang tua ??
Jawab : ▪️Kata Imam Syafe’i : “Berharap ridho dari SEMUA manusia itu tidak mungkin”.
Tapi kita bisa berjuang menggapai ridho dari orang2 shaleh & orang tua, sbg jembatan menggapai ridho Allah.
.
.