“Cepek dulu dong…..!” begitu ucapan khas dari Pak Ogah, salah satu tokoh dalam film boneka Si Unyil yang berkepala plontos licin mengkilat ketika ada orang lewat di poskamling tempat tongkrongannya bersama sobatnya Ableh.
Ucapan tersebut begitu ikonik dan tetap lekat sampai sekarang terutama bagi anak-anak yang besar di tahun 80-an. Kala itu film boneka Si Unyil adalah film favorit yang selalu ditunggu-tinggu setiap minggu pagi setelah acara Selamat Pagi Indonesia. Film ini tayang di TVRI sejak tahun 1981.
Bila kita melihat hari ini, uang cepek alias seratus perak yang selalu diminta Pak Ogah bisa dikatakan tidak punya arti. Jangankan untuk orang dewasa , bagi anak-anakpun rasanya uang sebesar itu tidak cukup untuk sekedar membeli jajanan
Tapi di tahun 80-90an uang 100 rupiah begitu besar nilainya untuk ukuran anak-anak. Cukup untuk bekal sekolah plus uang jajan. Bagi yang jauh sekolahnya bisa naik angkot dengan ongkos hanya 50 rupiah pulang pergi. Sisanya cukup untuk dibelikan es mambo 10 rupiah, limun seharga 25 rupiah dan beberapa permen seharga 5 rupiah perbiji. Roti selai dan wafer coklat yang termasuk makanan mewah waktu itupun bisa didapatkan hanya seharga 50 rupiah.

Bila tidak dipakai jajan, anak-anak jaman itu menggunakan uang tersebut untuk menyewa game watch seharga 50 rupiah sekali main dari abang-abang yang menyewakan mainan elektronik ini secara berkeliling. Atau mencari hiburan lain dengan dibelikan kelereng dan gambar untuk diadu bersama teman-temannya. Bagi anak perempuan mainan boneka kertas adalah pilihan yg menyenangkan untuk dimainkan. Mainan yang bisa gonta ganti baju tersebut bisa didapatkan seharga 50 rupiah saja perlembar.
Jaman telah berubah, orang tua jaman now setiap harinya harus merogoh saku dalam-dalam. Ribuan sampai puluhan ribu mereka keluarkan tiap hari untuk uang jajan anaknya. Tidak hanya untuk jajan boba, seblak atau yang sejenisnya ditambah juga untuk membeli kuota internet dan voucher game online.
Berbeda dengan Bocah jaman dulu yang lebih bayak mengisi hari-harinya dengan mainan yang murah meriah atau bahkan gratis berupa permainan yang bersifat DIY (Do It Yourself) atau bikinan sendiri seperti adu bandring, mobil-mobilan dari bambu, senapan pelepah pisang, sumpit, dan masih banyak lagi. Sehingga bagi mereka uang 100 sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka akan jajanan dan kesenangan.
Kembali lagi ke film Si Unyil, kini pengisi suara tokoh Pak Ogah tersebut telah meninggalkan kita untuk selamanya. Abdul Hamid meninggal pada hari Rabu 28 Desember 2022 yang lalu akibat penyakit komplikasi yang telah lama dideritanya.
Terimakasih Pak Ogah sudah mengisi indahnya masa kecil anak-anak generasi 80-an dan telah mengembalikan ingatan bahwa pernah ada jaman dimana sekeping uang 100 begitu berharga.