N. Yuheni, salah seorang puteri H. Tatang Sujani, pengusaha sekaligus pendiri RM Ampera kembali membuka cabang di kawasan Terminal Leuwipanjang, Bandung.
Dibukanya cabang RM Ampera di Terminal Leuwipanjang itu mengingatkan kita di awal berdirinya rumah makan Sunda yang amat terkenal ini di kawasan Terminal Kebonkelapa.
Sebagaimana dijelaskan Yuheni, RM Ampera ini pertama berdiri di tahun 1963 di Kebonkelapa. Seiring dengan kian banyaknya pengunjung yang ingin menikmati makan di warung nasi Ampera, namun tempat kurang memadai akhirnya dibukalah cabang pertama di Astana Anyar pada tahun 1984.
Sejak itu mulai banyak rekan bisnis yang ingin bekerjasama membuka cabang RM Ampera dengan H.Tatang Sujani, sang ayahanda
Pemikirannya yang jauh ke depan, terbuka, dan jiwa bisnis yang sudah tertanam, membuat H. Tatang yang asal Ciamis ini pun tidak menyia-nyiakan peluang bisnis yang terbuka lebar ini. Maka bisnis rumah makannya pun mulai meluas. Cabang demi cabang mulai bertebaran di seantero Bandung.
Bahkan putera puterinya pun yang sejak kecil diajarkan melayani pengunjung, diterjunkan bantu-bantu di kedai nasi, mulai terjun mengikuti jejak sang Ayah untuk menekuni bisnis rumah makan Ampera ini. Walhasil jadilah RM Ampera ini menjadi bisnis keluarga dan waralaba.
Rumah Makan Ampera yang oleh pemiliknya lebih senang dengan sebutan Warung Nasi Ampera ini pun menjadi rumah makan yang begitu melegenda dengan menu-menu masakan Sunda yang jadi ciri khasnya.
Yuheni, puteri ke-4 H. Tatang termasuk yang sukses mengikuti jejak sang Ayah. Tak kurang dari 6 cabang RM Ampera dipegang. Setelah RM Ampera cabang Cipatat Bandung Barat, Rancaekek, Ciawi, Cipanas, dan Tasikmalaya, kini kembali membuka cabang di Terminal Leuwipanjang, Bandung.
Ada yang menarik dengan Pembukaan cabang RM Ampera di Terminal Leuwipanjang.
Keberadaannya di kawasan terminal bus antar kota dan bus kota Damri memberi isyarat seakan mengulang kilas balik kesuksesan sang ayah di awal berdirinya RM Ampera dulu di Terminal Kebon Kelapa.
Dulu, RM Ampera H. Tatang di Kebon Kelapa pelanggan tetapnya adalah para supir angkot, penumpang bus antar kota antar provinsi, masyarakat umum yang sengaja datang atau pulang berbelanja dari pusat kota, menjadikan RM Ampera ini tak pernah sepi. Tiap harinya ramai sekali pengunjung yang rela berdesakan menikmati menu yang disajikan.
Kini sang puteri pun mencoba mengulang sukses sang ayah. Kalau dulu Ampera di Kebon kelapa terkesan sederhana dan kumuh, di terminal Leuwipanjang tampil berbeda. Seiring dengan wajah baru tampilan Terminal Leuwipanjang setelah renovasi, RM Ampera berdiri megah ala
cafe di samping loby terminal.
Tampil dengan ruang saji ala food court di mall atau pusat perbelanjaan, RM Ampera Terminal Leuwipanjang terlihat jauh dari kesan kumuh terminal. Deretan meja kursi yang tertata dan bersih, lantai dan dinding kaca yang mengkilat, serta fasilitas toilet yang bersih akan membuat pengunjung relax menikmati santapan.
Bukan itu saja pengunjung pun bisa menikmati aneka kopi ditingkah pemandangan bus yang memasuki terminal.
Letaknya yang tak jauh dari RM Ampera Jl. Soekarno – Hatta , RM Ampera Terminal Leuwipanjang yakin tak kan sepi dari pengunjung.
“Bila ada penumpang bus yang mau naik atau turun , dan tidak sempat makan, bisa mampir di Ampera Leuwipanjang. Juga yang karena perjalanan jauh dari luar daerah terkena macet, perut keroncongan minta diisi, RM Ampera Terminal Leuwipanjang adalah pilihan paling tepat ,” jelas Yuheni yang lebih akrab dipanggil Neng ini
Langkah membuka RM Ampera di kawasan Terminal Leuwipanjang ini memang termasuk langkah berani Neng Yuheni. Namun untuk suatu bisnis, resiko apapun yang menghadang akan dihadapi. Seperti pandemi Covid-19 yang sempat membuat roda bisnis rumah makan tersendat, kenaikan harga BBM, kenaikan harga bahan pokok, tak membuat langkah wanita mungil yang eksentrik ini surut. Ia yakin ke depan RM Ampera Terminal Leuwipanjang akan sukses seperti cabang-cabang yang telah ia kelola seperti di Rancaekek, Cibabat, Tasik, dan cabang-cabang lainnya.
Bahkan sejarah kesuksesan kan berulang dari ayahanda yang memulai usaha warung nasi di Terminal Kebon Kelapa. Neng Yuheni, puterinya yang membuka cabang di Terminal Leuwipanjang juga akan sukses mengikuti jejak ayahnya. Semoga.
(Siti Sundari)