• Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Rabu, 20 Agustus 2025
TV Harmoni
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
No Result
View All Result
TV Harmoni
  • Berita
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
Home Ragam Sosial Budaya

Wedang Uwuh Menjadi Warisan Budaya Takbenda

Redaksi Harmoni oleh Redaksi Harmoni
Selasa, 28 Desember 2021
in Sosial Budaya
0 0
Wedang Uwuh Menjadi Warisan Budaya Takbenda

Wedang uwuh adalah salah satu minuman yang digemari Presiden Joko Widodo. (Foto: Courtesy)

Para wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pasti membeli gudeg dan bakpia sebagai oleh-oleh. Namun kini ada oleh-oleh lain yaitu, minuman Wedang Uwuh, berupa kulit pohon secang, kayumanis, jahe dan sebagainya. Wedang Uwuh kini terdaftar sebagai warisan budaya takbenda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Wedang uwuh Edy. (Foto: Dok Pribadi)
Wedang uwuh Edy. (Foto: Dok Pribadi)

Sejarah Wedang Uwuh

Kota Yogyakarta di dalam sejarah dikenal sebagai pusat kerajaan Mataram. Asal mula wedang uwuh berasal dari kisah Sultan Agung, salah seorang Raja Mataram yang bersemedi untuk mendapat penerangan dalam memilih lokasi yang akan digunakan untuk makam raja-raja Mataram. Daerah Bukit Merak Imogiri, kini menjadi makam raja-raja Mataram yang terletak di Bantul, 16 kilometer sebelah selatan Kraton Yogyakarta.

Ceritanya, pada malam ia bersemedi, sang raja meminta kepada seorang pengawalnya untuk membuatkan minuman guna menghangatkan tubuh. Pengawal itu kemudian membuatkan wedang dari kulit pohon secang.

Sejak itulah minuman penghangat tubuh itu berkembang, terutama di daerah Imogiri, tempat asal mulanya minuman itu dibuat. Seorang warga yang juga pemilik usaha wedang uwuh,

Edy bersama Menteri Koperasi RI, Teten Masduki. (Foto: Dok Pribadi)
Edy bersama Menteri Koperasi RI, Teten Masduki. (Foto: Dok Pribadi)

“Uwuh itu berarti sampah, kenapa namanya wedang uwuh? Karena bahan-bahan yang digunakan berupa dedaunan mirip sampah. Racikan wedang uwuh terdiri dari daun cengkeh, kayu manis, daun pala, jahe, yang kita pakai jahe emprit, juga kayu secang. Citra rasa minuman ini pedas dari jahe dan rasa segar dari daun-daunan yang diseduh dengn air panas,” kata Edy Santoso kepada VOA.

Dari Pelestarian Budaya Hingga Rekor di MURI

Seorang perempuan, Dwi Karti Handayani (51 tahun) yang akrab dipanggil Hani, lahir dan dibesarkan di Imogiri. Ia terbiasa menyaksikan nenek dan ibunya dalam menjaga stamina, dengan meracik dedaunan yang terdapat di sekitar mereka. Bagi Hani, berbagai ramuan dari alam itu adalah kearifan yang harus dilestarikan.

Wedang uwuh di toko oleh-oleh. (Foto: Dok Pribadi)
Wedang uwuh di toko oleh-oleh. (Foto: Dok Pribadi)

“Penduduk sekitar membuat ramuan itu, kemudian dikemas dalam bentuk yang lebih menarik, disuguhkan kepada industri wisata sehingga masuklah produk wedang uwuh sampai ke pusat oleh-oleh”.

Hingga kini terdapat puluhan industri wedang uwuh di Imogiri, apalagi setelah wedang uwuh dinyatakan sebagai warisan budaya takbenda oleh Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.

Usaha wedang uwuh Hani yang mempunyai 18 pegawai itu, kini tidak hanya melayani konsumen nasional yang biasanya bisa membeli di pusat oleh-oleh, bandara ataupun di hotel-hotel, tetapi ia juga mulai mengekspor wedang uwuhnya di antaranya ke Kanada, Jeddah, Malaysia, Vietnam dan Nigeria, meskipun ia mengaku hanya dalam jumlah kecil.

“Pernah saya membuat yang ready to drink atau siap diminum ketika kami mengadakan acara “Minum bersama wedang uwuh” pada tahun 2018. Waktu itu terkumpul 9.178 sehingga kami mendapat rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk minum bersama wedang uwuh itu,” tambah Hani.

Minum Wedang Uwuh Bersama mendapat rekor MURI. (Foto: Dok Pribadi)
Minum Wedang Uwuh Bersama mendapat rekor MURI. (Foto: Dok Pribadi)

Minuman Jokowi

Wedang uwuh juga disajikan di berbagai cafe dan angkringan, terutama di Jawa Tengah, seperti Angkringan Omah Semar di Solo, kota kelahiran Presiden Jokowi. Bahkan di dalam menunya tercantum Wedang Jokowi. Mengapa dinamakan demikian?

“Itu memang wedang yang biasa Pak Jokowi minum tiap hari. Isinya temulawak, jahe, serai, kunyit dan kayu manis. Lima bahan yang memang selalu diminum oleh pak Jokowi, dan saya mendapatkan ini dari pemasok yang memang memasok hampir seminggu sekali dikirim ke (Wisma Negara) Jakarta,” kata Iwan Setiawan, pengelola angkringan tersebut.

Tanaman obat hasil alam Indonesia kini telah dimanfaatkan dengan baik oleh penduduknya yang sekaligus melestarikan warisan budaya daerah, di samping memberi khasiat kesehatan dan memperoleh penghasilan. [ps/em]

Sumber : VOA Indonesia

Bagikan ke Facebook Bagikan ke Twitter Bagikan ke WhatsApp
Redaksi Harmoni

Redaksi Harmoni

Info Terkait

Religi

Ikuti Kajian MT. Rumahku Syurgaku “Andai Ini Ramadhan Terakhir Kita”

Kamis, 6 Maret 2025
Forum Bank Sampah Jawa Barat dan PLN Indonesia Power Bekerjasama Sukseskan Program Urus Sampah Organik BSF FBJ
Sosial Budaya

Forum Bank Sampah Jawa Barat dan PLN Indonesia Power Bekerjasama Sukseskan Program Urus Sampah Organik BSF FBJ

Minggu, 23 Juni 2024
Pagelaran Wayang Orang Pandawa Boyong, Kasad Perankan Batara Guru
Sosial Budaya

Pagelaran Wayang Orang Pandawa Boyong, Kasad Perankan Batara Guru

Senin, 16 Januari 2023
Temu Karya Tata Rias Pengantin’ Lestarikan Warisan Budaya Bangsa
Sosial Budaya

Temu Karya Tata Rias Pengantin’ Lestarikan Warisan Budaya Bangsa

Sabtu, 17 Desember 2022
Lestarikan Cagar Budaya Solo, PLN Remajakan Instalasi Listrik Pura Mangkunegaran
Sosial Budaya

Lestarikan Cagar Budaya Solo, PLN Remajakan Instalasi Listrik Pura Mangkunegaran

Selasa, 13 Desember 2022
Yayasan Bandung Culture Sukses Gelar International Culture Festival 2022
Sosial Budaya

Yayasan Bandung Culture Sukses Gelar International Culture Festival 2022

Jumat, 28 Oktober 2022

Info Terbaru

HARMONIAGA – Mengenal Produk Mhan Cie | Manisan Cianjur

HARMONIAGA – Mengenal Produk Mhan Cie | Manisan Cianjur

Rabu, 20 Agustus 2025
LIPUTAN KHUSUS – Rangkaian HUT RI Ke 80 | Holistic Wellness

LIPUTAN KHUSUS – Rangkaian HUT RI Ke 80 | Holistic Wellness

Rabu, 20 Agustus 2025
LIPUTAN KHUSUS – Perayaan Hut RI 80 RT 08 RW 07 Sukaraja, Cicendo Bandung

LIPUTAN KHUSUS – Perayaan Hut RI 80 RT 08 RW 07 Sukaraja, Cicendo Bandung

Rabu, 20 Agustus 2025
Menyulam Kehidupan Baru Pasca Perceraian

Menyulam Kehidupan Baru Pasca Perceraian

Rabu, 20 Agustus 2025

Video

  • All
  • Video

Live – Tasyakur Bi ni’mah GSG Laksana

Minggu, 10 Agustus 2025

Live Tabligh Akbar Milad ke-3 Oneshaf Official & Santunan kepada Anak Yatim

Sabtu, 9 Agustus 2025

Live – Silaturahim Alumni Haji KBIHU Assyakur Angkatan 24 Tahun 2025

Sabtu, 2 Agustus 2025

Live – Lomba Asmaul Husna KKMT Kecamatan Buah Batu Tahun 2025

Kamis, 31 Juli 2025
[radio_player id="3"]
  • Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Harmoni Online

  • Berita
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Jawa Barat
  • Kesehatan
  • Keluarga
  • Ekonomi
  • Etalase
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Unik
  • Wisata
  • Religi
  • Video
  • Foto

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist