• Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Sabtu, 7 Juni 2025
TV Harmoni
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
No Result
View All Result
TV Harmoni
  • Berita
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
Home Ragam Sosial Budaya

Pantun Nusantara Mendunia

Redaksi Harmoni oleh Redaksi Harmoni
Senin, 28 Desember 2020
in Sosial Budaya
0 0
Pantun Nusantara Mendunia

Pantun adalah bentuk lisan yang paling tersebar luas di Asia Tenggara dan telah digunakan di kawasan ini setidaknya selama 500 tahun.

Kunjung kunjung di bukit tinggi

Kolam sebuah di bawahnya

Wajib insan mengenali diri

Sifat Allah pada tubuhnya

Nurani hakikat khatam

Supaya terang taut maha dalam

Berhenti angin ombak pun padam

Menjadi sultan kedua alam

Begitulah selarik dua rangkap puisi yang bernada mirip Pantun, dipetik dari risalah tasawuf Hamzah Fansuri Asrar al-Arifin (Rahasia Ahli Makrifat). Risalah itu ditulis oleh sang Sufi pada abad ke-16 M, namun naskah yang ada merupakan yang ditulis pada akhir abad ke-17 M.

Lantunan Pantun tersebut merupakan salah satu bukti tertulis menyangkut sejarah kesusastraaan Melayu di bumi Nusantara. Kata Pantun sendiri memiliki sejarah cukup panjang. Kata ini mempunyai persamaan dari bahasa Jawa yaitu kata parik yang berarti pari, artinya paribasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama dan seloka yang berasal kosa kata India.

Pantun merupakan sastra lisan yang pertama kali dibukukan oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan legenda sastra Melayu, Raja Ali Haji.

Antologi pantun yang pertama itu berjudul “Perhimpunan Pantun-Pantun Melayu”. Genre Pantun merupakan genre yang paling bertahan lama. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patun dalam bahasa Minang Kabau yang berarti “petuntun”.

Pantun merujuk kata dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan. Sedangkan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai Paparikan dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa).

Pada umumnya, pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8–12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: Sampiran dan Isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak.

Seturut kemudian, dalam perkembangannya muncul berbagai jenis pantun. Yakni, dari segi isi pantun dapat dibagi menjadi: (1) Pantun anak-anak; (2) Pantun cinta dan kasih sayang; (3) Pantun tentang adat istiadat dan cara hidup masyarakat Melayu; (4) Pantun teka teki; (5) Pantun pujian atau sambutan, misalnya dalam menyambut tamu di sebuah majelis; (6) Pantun nasehat, misalnya pentingnya budi pekerti; (7) Pantun agama dan adab; (8) Pantun cerita

Setelah menunggu proses hingga dua tahun, akhirnya Tradisi Pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada 17 Desember 2020. Penetapan itu berlangsung pada sidang Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan di Jakarta, Jumat (18/12/2020), momentum ini adalah langkah awal untuk melestarikan tradisi Pantun. Penghargaan ini diharapkan dapat makin menumbuhkan komunitas-komunitas Pantun, menyiapkan bahan ajar agar peserta didik terdorong untuk menggunakan pantun, dan meningkatkan apresiasi untuk pegiat pantun di tanah air.

Nominasi Pantun yang diajukan secara bersama oleh Indonesia dan Malaysia ini menjadi tradisi budaya Indonesia ke-11 yang diakui oleh UNESCO. Sebelumnya, Pencak Silat diinskripsi sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tanggal 12 Desember 2019 lalu.

UNESCO menilai Pantun memiliki arti penting bagi masyarakat Melayu bukan hanya sebagai alat komunikasi sosial namun juga kaya akan nilai-nilai yang menjadi panduan moral. Pesan yang disampaikan melalui Pantun umumnya menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antarmanusia.

Bagi Indonesia, keberhasilan penetapan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda tidak lepas dari keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah, maupun berbagai komunitas terkait. Seperti halnya, Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), Lembaga Adat Melayu, Komunitas Joget Dangdung Morro, Komunitas Joget Dangdung Sungai Enam, Komunitas Gazal Pulau Penyengat, Sanggar Teater Warisan Mak Yong Kampung Kijang Keke, serta sejumlah individu dan pemantun Indonesia.

Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Surya Rosa Putra dalam pernyataannya menyampaikan bahwa sebagai nominasi Indonesia pertama yang diajukan bersama dengan negara lain, inskripsi Pantun memiliki arti penting bagi Indonesia dan Malaysia. “(Pantun) merefleksikan kedekatan dua negara serumpun yang berbagi identitas, budaya, dan tradisi Melayu,” ujarnya.

Pantun adalah bentuk lisan yang paling tersebar luas di Asia Tenggara dan telah digunakan di kawasan ini setidaknya selama 500 tahun. Pantun merupakan sarana untuk mengungkapkan rasa cinta, dengan lebih dari 70 persen syairnya ditujukan untuk mengungkapkan cinta terhadap pasangan, keluarga, komunitas, dan alam.

Oleh karena itu, di masa depan, Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan pelindungan Pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda melalui pelibatan aktif komunitas lokal di kedua negara. Pantun juga dilestarikan dengan diajarkan secara formal di sekolah dan melalui kegiatan kesenian.

Sumber : Indonesia.go.id

Bagikan ke Facebook Bagikan ke Twitter Bagikan ke WhatsApp
Redaksi Harmoni

Redaksi Harmoni

Info Terkait

Religi

Ikuti Kajian MT. Rumahku Syurgaku “Andai Ini Ramadhan Terakhir Kita”

Kamis, 6 Maret 2025
Forum Bank Sampah Jawa Barat dan PLN Indonesia Power Bekerjasama Sukseskan Program Urus Sampah Organik BSF FBJ
Sosial Budaya

Forum Bank Sampah Jawa Barat dan PLN Indonesia Power Bekerjasama Sukseskan Program Urus Sampah Organik BSF FBJ

Minggu, 23 Juni 2024
Pagelaran Wayang Orang Pandawa Boyong, Kasad Perankan Batara Guru
Sosial Budaya

Pagelaran Wayang Orang Pandawa Boyong, Kasad Perankan Batara Guru

Senin, 16 Januari 2023
Temu Karya Tata Rias Pengantin’ Lestarikan Warisan Budaya Bangsa
Sosial Budaya

Temu Karya Tata Rias Pengantin’ Lestarikan Warisan Budaya Bangsa

Sabtu, 17 Desember 2022
Lestarikan Cagar Budaya Solo, PLN Remajakan Instalasi Listrik Pura Mangkunegaran
Sosial Budaya

Lestarikan Cagar Budaya Solo, PLN Remajakan Instalasi Listrik Pura Mangkunegaran

Selasa, 13 Desember 2022
Yayasan Bandung Culture Sukses Gelar International Culture Festival 2022
Sosial Budaya

Yayasan Bandung Culture Sukses Gelar International Culture Festival 2022

Jumat, 28 Oktober 2022

Info Terbaru

Hadiri “Qurban Menyambung Persaudaraan, Merawat Kepedulian” di Masjid Raya Al Jabbar

Sabtu, 7 Juni 2025

PENDAFTARAN HiLo Strong Fest Bandung 2025 DIBUKA!!

Sabtu, 7 Juni 2025

Semangat Berbagi Kurban Melintasi Batas Wilayah di Gempol Sari Indah

Sabtu, 7 Juni 2025

Akan Diterapkan Awal Tahun 2026, Kota Cimahi Berencana Melakukan Pembatasan Plastik Sekali Pakai

Sabtu, 7 Juni 2025

Video

    • All
    • Video

    Liputan Khusus – Idul Adha 1446 H

    Jumat, 6 Juni 2025

    Liputan Khusus – “Menuju Cimahi Zero TPA” Aksi Nyata di Hari Lingkungan Hidup 2025

    Jumat, 6 Juni 2025

    Liputan Khusus – Kajian Hijabersmom Dilema Rumah Tangga “Bertahan atau Berpisah”

    Kamis, 5 Juni 2025

    Liputan Khusus Tabligh Akbar bersama Ust. Nana Gerhana di Masjid Agung Buahbatu Bandung

    Rabu, 4 Juni 2025
    [radio_player id="3"]
    • Tentang Kami
    • Iklan & Layanan
    • Pedoman Media Siber
    • Disclaimer
    • Kontak Kami

    © 2024 Harmoni Online

    • Berita
      • Kota Bandung
      • Kota Cimahi
      • Kab. Bandung
      • Kab. Bandung Barat
      • Jawa Barat
    • Kesehatan
    • Keluarga
    • Ekonomi
    • Etalase
    • Olahraga
    • Entertainment
    • Unik
    • Wisata
    • Religi
    • Video
    • Foto

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In

    Add New Playlist

    - Select Visibility -