Catatan Siti Sundari
Berdasarkan pemantaun dari akhir April – pertengahan Mei 2020)
Dari ke hari
Dampak corona belum ada tanda kan berhenti
Dari kota yg biasa hiruk pikuk berubah menjadi kota mati,
Lalu lalang kendaraan di jalanan lengang dan sepi,
Hanya terbatas kendaraan pribadi,
Rakyat jelata kian sulit mengais rezeki
Sekedar tuk makan sesuap nasi
Inginnya makan nasi kebuli
Tapi itu mimpi
Bagaimana nasib anak istri
Kalau terus begini
Kerja keras setengah mati
Kerja serabutan sana sini
Tp jd kuli panggul pun tak bisa lagi
Terminal, stasiun dan pelabuhan tak beroperasi
Sejauh mata memandang hanya deretan kursi
Duh gusti
Masjid pun terkunci
Kotak amal tak berisi
Rakyat kecil memang tak bisa dan tak ada peluang tuk korupsi
Beda dengan selebriti
Legislator dan pr menteri
Saat yg lain mengkarantina diri
Mereka melancong ke luar negeri
Mereka mendulang dolar dari proyek di tengah pandemi,
wabah begitu melanda negeri
Mereka melepas ribuan napi
Para napi seakan mendapat legalisasi
Tuk berbuat onar dan anarki
Anehnya para ustad tetap di jeruji
Masjid-masjid sepi dari suara orang mengaji,
Apakah ini strategi
Suatu politisasi
Rakyat ditakut-takuti
Operasi senyap sedang terjadi
Exodus mata sipit mengepung ke seluruh penjuru negeri
Rakyat digiring tuk berdiam diri
Proses penghancuran bangsa sedang terjadi
Perlahan namun pasti
Namun masih saja ada puja dan puji
Kepada Pemimpin negeri
Padahal dari merekalah sumber musibah negeri
Para birokrat di tingkat tinggi
Tak ayal lagi
Hati rakyat terluka lebih dari sekedar tertusuk duri
Satu demi satu hilanglah aset NKRI
Dari pulau sampai uang jemaah haji
Dari satelit sampai hasil bumi
Tergadaikan tak bisa diantisipasi
Antisipasinya rakyat yang dikorbankn lagi
Pajak dan iuran asuransi
Semua dinaikkan lagi
Terjadi inflasi
Buat pailit pengusaha anak negeri
Kemiskinan terstrukturisasi
Karena itu alangkah indahnya berbagi
Yg kini menjadi trend berbagai komunitas dan organisasaja
Di jalan raya, di depan rumah, mereka berbagi,
Masih ada yang peduli
Itu amat berarti
Urusan perut lebih penting karena menyangkut hidup dan mati,
Begitu banyak yang rajin berbagi,
Dari berbagai komunitas, majelis ta’lim dan organisasi,
Ada juga yang atas nama pribadi,
Sungguh indah pemandangan ini
Semoga menjadi saksi
Di padang mashar nanti..
Bandung, Romadhon 1441 H di tengah pendemi
Foto-foto kegiatan pembagian sembako PPLIPI DPW Jabar Klik di sini