• Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Minggu, 19 Oktober 2025
TV Harmoni
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
No Result
View All Result
TV Harmoni
  • Berita
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
Home Ragam

Mudik Tak Mudik di Masa Pandemi

Redaksi Harmoni oleh Redaksi Harmoni
Selasa, 26 Mei 2020
in Ragam
0 0
Mudik Tak Mudik di Masa Pandemi

Evia Nugrahani Koos dan keluarga. (Foto:Evia Nugrahani Koos)

Berpuasa dan berlebaran bersama keluarga di Tanah Air kerap menjadi impian para perantau karena mudik memang merupakan tradisi yang menyertai perayaan Lebaran di Indonesia. Namun, pandemi virus corona tahun ini menghadang rencana mudik para diaspora Indonesia. 

Bukan baru sebulan dua bulan ini Evia Nugrahani Koos merencanakan mudik ke Surabaya untuk berlebaran, sesuatu yang sudah belasan tahun tidak ia alami.

Mahasiswi dan pemilik bisnis pembuatan tas dari bahan-bahan daur ulang yang bermukim di Duluth, Minnesota ini, bahkan telah membeli tiket pulang ke Indonesia setahun silam. Ia berencana mudik pada Mei dan berlibur selama tiga bulan.

Ketika penyebaran virus corona di Amerika mulai tidak terkendali dan di Indonesia wabah virus tersebut mulai merebak, terbayang olehnya sang ibu yang berusia lanjut. Namun keluarganya punya saran untuk Evi.

“Mereka justru mendukung, menyarankan jangan mudik dulu. Karena ini pandemi dan demi kebaikan semua orang. Jangan pulang, kasihan orang di Indonesia,” tutur Evia.

Evia Nugrahani Koos bersama keluarga. (Foto: Evia Nugrahani Koos)
Evia Nugrahani Koos bersama keluarga. (Foto: Evia Nugrahani Koos)

April lalu ia mendapat kabar bahwa penerbangannya ditiadakan. Meski kecewa, ia menenangkan diri karena sadar bahwa semua orang terkena dampak pandemi ini.

Dengan terisak, ia mengatakan gemas pada orang-orang yang tidak mematuhi protokol menjaga jarak aman di Indonesia. Ia berharap orang-orang lebih memikirkan orang lain, dengan keluar rumah apabila benar-benar perlu, dan tidak memikirkan tentang baju baru, makanan khas Lebaran yang menurutnya tidak penting sekarang ini.

Saat Lebaran, ia berencana melakukan video call dengan keluarganya.

“Selamat merayakan hari Lebaran, semoga kita semua diberi kesehatan, kesabaran dan semoga amal puasa tahun ini diterima oleh Allah SWT dan semoga kita bisa bertemu lagi bulan Ramadan tahun depan,” ujarnya.

Mimin Amas

Lain lagi kisah Mimin Amas. Sejak enam bulan silam ia sudah menyusun rencana pulang ke Karawang dengan tiga temannya yang sama -sama ingin bertemu keluarga pada hari raya. Pada Februari lalu, mereka membeli tiket untuk keberangkatan sekitar sepulih hari sebelum Lebaran dan berencana tinggal selama lima minggu minggu di Tanah Air.

Mimin Amas. (Foto: Mimin Amas)
Mimin Amas. (Foto: Mimin Amas)

Begitu wabah merebak dan restriksi seperti lockdown diberlakukan di berbagai tempat, warga Fairfax, Virginia, ini mulai mengkhawatirkan keadaan dirinya sendiri. Pada akhir Maret ia pun memutuskan untuk membatalkan kepulangannya.

“Ya saya jadi sedih, keluarga sangat menunggu kedatangan saya karena nggak ketemu sudah dua tahun. Terus dia (keluarga.red) sangat kecewa saya batalkan karena keadaan ini. Tapi saya jelaskan lama-lama dia menyadari karena tidak mau saya di perjalanan ada sesuatu,” ujarnya.

Mimin sudah menyiapkan semua keperluan Lebaran di Tanah Air. Sebagian oleh-oleh untuk anak cucunya di Indonesia, juga pakaiannya selama di sana telah ia kirimkan sejak Januari lalu. Belum lagi oleh-oleh yang ia beli untuk dibawa bersamanya kala mudik.

Pandemi ini, telah menyebabkan anak-anaknya hanya tinggal di rumah mereka masing-masing di Bandung dan di Karawang. Ia berencana menyapa anak-anak dan keluarga yang ia rindukan melalui video call pada hari Lebaran.

“Jadi karena saya juga cancel, dia (keluarga.red) nggak bisa kumpul. Cuma saya ke semua keluarga ‘Minal Aidin wal Faizin’, mohon maaf lahir dan batin dari mama. Dari Amerika, mama sangat merindukan, mama kangen, kangen sekali ingin memeluk keluarga semua di Indonesia,” kata Mimin.

Kosimah Hazim

Kosimah Hazim. (Foto: Kosimah Hazim)
Kosimah Hazim. (Foto: Kosimah Hazim)

Diaspora lainnya adalah Kosimah Hazim. Ia berancang-ancang untuk mudik ke Cilacap pada Januari lalu dan membeli tiket kepulangannya pada Februari. Warga Fairfax, Virginia ini sengaja mudik karena ingin bertemu ibundanya yang sedang sakit dan berencana untuk tinggal selama enam minggu di tanah air. Harapan untuk bertemu ibundanya pada hari raya ini pupus, karena sang ibu meninggal dunia pada bulan Maret lalu.

Wabah virus corona dan berpulangnya ibunda, membuat perempuan yang berbisnis baju dan makanan ini pasrah saja ketika mendapat kabar tiket kepulangannya dibatalkan oleh maskapai penerbangannya. Anak-anaknya di Indonesia juga memintanya untuk tidak pulang, karena berbagai pembatasan yang diberlakukan di Indonesia.

Seraya menyatakan rencananya untuk bersilaturahmi bersama keluarga dengan video call pada hari Lebaran.

“Pesanku untuk keluarga, karena aku belum bisa mudik, pesannya cuma jaga kesehatan. Selamat Lebaran. Insyaa Allah nanti kalau (wabah.red) sudah reda, kita pulang bertemu lagi,” kata Kosimah. [uh]

Sumber : VOA Indonesia

Bagikan ke Facebook Bagikan ke Twitter Bagikan ke WhatsApp
Redaksi Harmoni

Redaksi Harmoni

Info Terkait

Ragam

Smart Spending: Cara Anak Muda Mengatur Keuangan tanpa Harus Mengorbankan Gaya

Kamis, 9 Oktober 2025
Ragam

5 Tanaman Hias Cantik yang Cocok untuk Memperindah Rumahmu

Rabu, 8 Oktober 2025
Ragam

Generasi Muda dan Perannya dalam Melestarikan Batik di Era Modern

Jumat, 3 Oktober 2025
Ragam

Batik Cimahi: Warisan Budaya, Alam dan Militer yang Menyatu dalam Kain

Jumat, 3 Oktober 2025
Ragam

Asal-usul Warna Pink & Hijau sebagai Simbol Perlawanan Rakyat terhadap Ketidakadilan

Kamis, 4 September 2025
Ragam

Dar’el Auliya Boarding School Gelar Muhadharah “Confidence, Creativity & Inspiration on Stage”

Senin, 1 September 2025

Info Terbaru

TAMU KITA – Menggapai Kebahagiaan Hidup

TAMU KITA – Menggapai Kebahagiaan Hidup

Sabtu, 18 Oktober 2025

Berkat Inovasi Pemberdayaan Masyarakat Kota Cimahi Raih Mandaya Awards 2025

Jumat, 17 Oktober 2025
TTY : Tanya Tanya Yuk! | SMKN 1 Sukalarang Kab. Sukabumi

TTY : Tanya Tanya Yuk! | SMKN 1 Sukalarang Kab. Sukabumi

Kamis, 16 Oktober 2025
TAMU KITA – Bakti Sosial Road to Mubes 2026 : Ikatan Alumni SMAN 9 Bandung

TAMU KITA – Bakti Sosial Road to Mubes 2026 : Ikatan Alumni SMAN 9 Bandung

Kamis, 16 Oktober 2025

Video

  • All
  • Video

Live – Kajian MT Ummahatul Qurani “Isyarat Alam di Akhir Jaman”

Jumat, 26 September 2025

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H bersama Ust. Das’ad Latif di PUSDAI Jabar

Jumat, 19 September 2025

Tamu Kita –  “Inovasi dan Kolaborasi: Peran INKOPA dalam Mendukung Program Kampus Berdampak”

Selasa, 16 September 2025

Live – Kajian MT Siti Chodidjah “Islam & Kesehatan Mental” bersama Ustdz Mimin Aminah

Senin, 15 September 2025
[radio_player id="3"]
  • Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami

© 2024 Harmoni Online

  • Berita
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Jawa Barat
  • Kesehatan
  • Keluarga
  • Ekonomi
  • Etalase
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Unik
  • Wisata
  • Religi
  • Video
  • Foto

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist