• Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Senin, 12 Mei 2025
TV Harmoni
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
  • Berita
    • Jawa Barat
    • Kab. Bandung
    • Kab. Bandung Barat
    • Kota Bandung
    • Kota Cimahi
    • Nasional
  • Keluarga
  • Kesehatan
  • Entertainment
  • Olahraga
    • Bewara Persib
  • Ekonomi
  • Tekno
  • Religi
  • TVH
No Result
View All Result
No Result
View All Result
TV Harmoni
  • Tentang Kami
  • Iklan & Layanan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Home Ramadhan

Mualaf di AS Hadapi Ramadan yang Sangat Berbeda

Redaksi Harmoni oleh Redaksi Harmoni
Jumat, 1 Mei 2020
in Ramadhan
0 0
Mualaf di AS Hadapi Ramadan yang Sangat Berbeda

Keluarga Muslim AS harus beribadah di rumah selama Ramadan tahun ini (foto: ilustrasi).

Washington DC (VOA)-Bagi Muslim di seluruh dunia, Ramadan adalah bulan yang ditunggu-tunggu. Inilah saatnya memakmurkan masjid untuk beribadah dan bersilaturahmi. Bagi para mualaf yang tidak memiliki keluarga Muslim, masjid dengan komunitas Muslimnya juga menjadi tempat mereka untuk belajar mendalami dan mempraktikkan ajaran Islam. Tetapi penutupan masjid-masjid dan aturan social distancing pada masa pandemi virus corona ini tentu berdampak pada mereka.

“Ramadan kali ini sangat aneh,” kata David.

“Ramadan kali ini sama sekali berbeda dengan tahun lalu, terutama bagaimana kita salat,” tutur Sakina.

David Misterek dan Sakina, adalah dua mualaf warga Sterling, Virginia, yang mengungkapkan kepada VOA bagaimana Ramadan kali ini berbeda dengan tahun lalu. Karena menerapkan social distancing, mereka hanya tinggal di rumah dan tidak bisa datang ke masjid yang juga ditutup.

Padahal bagi mualaf, yang kebanyakan menjadi minoritas di tengah keluarga atau komunitasnya, masjid merupakan tempat andalan yang biasa didatangi untuk belajar, selain untuk mendapatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan dengan saudara seiman.

Sakina, perempuan Mongolia yang terlahir dengan nama Byambasaikhan Saranchimeg baru satu tahun ini menjadi mualaf. Pada Ramadan tahun ini ia merasa kehilangan berbagai aktivitas di masjid, terutama diskusi dengan sesama Muslim, juga mualaf.

Sementara David, seorang software engineer yang sudah beberapa tahun lebih dulu memeluk Islam, merasakan ada semangat yang hilang kali ini.

“Buat saya, Ramadan sebelumnya adalah waktunya bersilaturahmi, mendapatkan semangat dari berkumpul dengan sesama Muslim. Mereka semua datang ke masjid atau halaqah untuk alasan yang sama, untuk lebih dekat kepada Allah. Bagi saya, energi itu, energi yang sangat menguatkan itu hilang kali ini,” ungkapnya.

Namun demikian David bersyukur karena ustaz serta imam masjidnya menawarkan berbagai pelajaran online, kajian mendalam mengenai Quran dan sirah (riwayat) nabi Muhammad. Mereka melakukan sebisa mungkin dengan apa yang mereka miliki, lanjutnya.

Rasa sepi dan perasaan sendiri juga kerap melanda mualaf yang tidak memiliki teman atau kerabat Muslim.

David mengemukakan, “Saya juga bersyukur karena saya menikah, jadi saya tidak perlu sholat sendiri. Kalau tidak, rasanya akan sangat sulit, kurang begitu terasa Ramadannya.”

Hal serupa juga disyukuri Sakina yang selain suaminya, tidak ada satupun anggota keluarga Muslim di tengah keluarga besarnya.

“Kami, saya dan suami hanya tinggal di rumah dan sholat berjamaah, juga menyimak video ceramah beberapa ustaz.”

Berdiri enam tahun silam, Comfasion (Community Faith Support Organization) yang berpusat di Virgina, mempunyai misi mendampingi dan membantu mualaf dalam perjalanan mereka mengenal Islam seutuhnya. David dan Sakina termasuk yang meminati dan menghadiri kegiatan yang diselenggarakan organisasi ini.. Dengan adanya berbagai pembatasan semasa pandemi ini, Comfasion melakukan beberapa penyesuaian dalam program regulernya. Pertemuan sebulan sekali, kata Saroh Thomas, salah seorang pendiri yang juga ketuanya.

“Otomatis pertemuan nggak ada tapi akhirnya kelas online makin banyak. Tadinya cuma tiap minggu sekarang ini malah rencananya ada tiga kelas. Jadi makin banyak karena Zoom lebih luas capaiannya,” ujarnya.

Agar para mualaf tidak merasa sendiri, Saroh juga menyempatkan diri bertegur sapa dengan menelepon atau mengirimi mereka SMS. Khusus untuk Ramadan kali ini, ia menyiapkan kegiatan mengirim makanan berbuka juga hadiah Idul Fitri untuk mereka.

Sakina merasa organisasi semacam Comfasion berperan penting dalam masa di mana orang harus tinggal di rumah. Bertegur sapa melalui telepon, berpartisipasi dalam kelas-kelas pengajian online sesama mualaf dengan bimbingan ustaz, membuatnya merasa terhubung dengan komunitas Muslim. Namun, tambah Sakina, setiap mualaf sendiri memang harus berusaha berkomunikasi dengan sesamanya untuk mengurangi perasaan kesepian mereka sebagai mualaf.

Seperti juga yang dikatakan David, Ramadan kali ini adalah ujian bagi semua Muslim dan menjadi bahan perenungan, apakah kondisi seperti ini jadi alasan untuk membatasi atau untuk meningkatkan ibadah mereka.

Mualaf adalah bagian sangat kecil dari warga Muslim Amerika. Pada tahun 2018, sekitar 3,45 juta orang, atau sekitar 0,8 persen dari total populasi Amerika adalah Muslim. Namun menurut survei Pew Research Center, Islam masih menjadi agama yang berkembang paling pesat di AS. [uh/ab]

Sumber : VOA Indonesia

Bagikan ke Facebook Bagikan ke Twitter Bagikan ke WhatsApp
Redaksi Harmoni

Redaksi Harmoni

Info Terkait

Ramadhan

Ucapan Selamat Idul Fitri 1446 H dari PPLIPI DPW Jawa Barat

Sabtu, 29 Maret 2025
Ramadhan

Ramadhan Movement 2.0 1446 H/2025 M : Pembaharu Umat, Menuju Peradaban Mulia

Selasa, 25 Maret 2025
Ramadhan

Idul Fitri Segera Tiba, Berikut Ini Besaran Zakat Fitrah 2025 untuk Wilayah Jawa Barat

Selasa, 25 Maret 2025
Ramadhan

Nostalgia Penganan Khas Lebaran Tempo Dulu

Senin, 24 Maret 2025
Ramadhan

Urbanisasi dan Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia

Senin, 24 Maret 2025
Ramadhan

Pernah Terjadi 1997, Ramadhan Dua Kali dalam Setahun akan Berulang Lagi pada Tahun 2030

Minggu, 23 Maret 2025

Info Terbaru

Sharing Alumni Inspiratif | Silaturahmi & Halal Bi Halal 1446 H Universitas Islam Bandung

Sharing Alumni Inspiratif | Silaturahmi & Halal Bi Halal 1446 H Universitas Islam Bandung

Senin, 12 Mei 2025

Kampung Cendekia Mendukung “Cimahi Zero TPA”

Senin, 12 Mei 2025

Liputan Khusus – Pelantikan dan Pengukuhan LASQI Provinsi Jawa Barat 2025-2030

Minggu, 11 Mei 2025

FGD Penguatan “Program Magrib Mengaji”Kolaborasi ICMI dan MUI Kota Cimahi

Minggu, 11 Mei 2025

Video

    • All
    • Video

    Liputan Khusus – Pelantikan dan Pengukuhan LASQI Provinsi Jawa Barat 2025-2030

    Minggu, 11 Mei 2025

    Pelantikan & Pengukuhan Pengurus LASQI Jawa Barat Masa Bhakti 2025-2030

    Jumat, 9 Mei 2025

    Pengajian MT. Yasmeena “Fitnah dalam Rumah Tangga” bersama Mamah Dedeh

    Kamis, 8 Mei 2025

    Kajian MT. Siti Chodidjah “Kudu Kumaha Atuh” bersama Ust. Evie Effendi

    Senin, 5 Mei 2025
    [radio_player id="3"]
    • Tentang Kami
    • Iklan & Layanan
    • Pedoman Media Siber
    • Disclaimer
    • Kontak Kami

    © 2024 Harmoni Online

    • Berita
      • Kota Bandung
      • Kota Cimahi
      • Kab. Bandung
      • Kab. Bandung Barat
      • Jawa Barat
    • Kesehatan
    • Keluarga
    • Ekonomi
    • Etalase
    • Olahraga
    • Entertainment
    • Unik
    • Wisata
    • Religi
    • Video
    • Foto

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In

    Add New Playlist

    - Select Visibility -