Pemerintah Indonesia terus mengimbau masyarakat agar tetap bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah serta tidak bepergian kecuali sangat mendesak. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Namun, berbagai objek vital khususnya pelayanan publik tetap harus beroperasi untuk menopang perekonomian bangsa dan mendukung kelancaran penanganan pandemik ini. Salah satunya yakni moda transportasi kereta api yang terus bertugas melayani untuk mendukung mobilisasi tenaga kesehatan, para instansi terkait penanganan Covid-19, distribusi logistik, maupun masyarakat yang karena terdesak harus bepergian.
Tetap harus melayani di tengah pandemik tentu membuat PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai operator perkeretaapian terus berupaya memperlengkapi pegawainya agar tetap sehat dan prima. Selain telah membentuk Satgas Penanganan Corona, KAI terus berupaya melakukan berbagai langkah untuk mendukung pencegahan penyebaran Covid-19 di berbagai area pelayanannya. Memperlengkapi setiap pegawai yang tetap melayani pengguna jasa adalah langkah paling utama.
Alat Pelindung Diri (APD) menjadi hal yang wajib digunakan setiap pegawai khususnya yang berhadapan langsung dengan penumpang maupun pengguna jasa lainnya. Selain itu penyediaan fasilitas hand sanitizer, wastafel untuk mencuci tangan, pengukuran suhu tubuh, dan pengaturan jarak atau physical distancing, dan imbauan agar setiap bagi pegawai maupun penumpang untuk menjaga kesehatan masing-masing terus dilakukan.
KAI juga selalu memantau dan mendukung kesehatan para pegawainya, khususnya para garda terdepan yang setiap harinya melayani baik di stasiun maupun di perjalanan kereta api. Beberapa pegawai garda terdepan tersebut seperti masinis, kondektur, dan Polsuska. Mereka tetap bertugas di kereta sebagaimana biasanya untuk memastikan perjalanan KA berjalan aman, nyaman, dan lancar.
Menjadi garda terdepan pelayanan KAI di masa pandemik ini tentu memiliki tantangan tersendiri. Namun, motivasi jiwa pelayanan yang tinggi tetap menjadi penyemangat bagi mereka untuk terus bertugas dengan baik.
Seperti yang dirasakan oleh salah satu garda terdepan KAI yakni Fajar Eko Ryanto, masinis di UPT Crew Jatinegara, Daop 1 Jakarta. Sehari-hari ia berdinas mengoperasikan kereta di lintas Jakarta-Cirebon dan Jakarta-Bandung. Masinis yang saat ini memiliki bayi berusia 7 bulan ini tetap bersemangat meski tentu ada kekhawatiran tersendiri.
“Tetap bisa melayani masyarakat yang memerlukan transportasi kereta api dengan selamat di tengah kondisi seperti saat ini tentu memberikan kebahagiaan tersendiri, karena kan tidak semua masyarakat bisa diam di rumah, ada suatu waktu mereka harus bekerja atau terdesak harus keluar rumah.
Sebagai manusia biasa tentu ada perasaan was-was setiap akan pulang ke rumah. Saya takut bawa virus untuk keluarga yang di rumah karena posisi pekerjaan saya yang berpotensi bertemu orang banyak. Selain itu, saya juga merasakan ada sesuatu yang “hilang” saat bekerja.
Biasanya penumpang ramai, lalu lintas KA yang berpapasan ramai, tapi sekarang jadi sepi. Tapi bagaimanapun, berbagai kebijakan yang ada saat ini tentu untuk kebaikan bersama,” ujarnya.
Salah satu yang membuatnya tetap bersemangat tinggi dalam bertugas adalah karena sejak awal ia meniatkan semua pekerjaannya sebagai ibadah. Hal ini membuatnya bekerja dengan ikhlas dan bisa mengesampingkan berbagai kekhawatiran.
“Saya menjalani setiap tugas dengan ikhlas. Khawatir adalah hal yang normal, tapi saya tetap berdoa dan menjalankan ikhtiar-ikhtiar yang memang dianjurkan dari pemerintah untuk memperkecil risiko terkena virus corona. Apalagi saat ini saya punya bayi yang berumur 7 bulan di rumah. Tentu sempat terbersit kekhawatiran saat saya pulang malah membawa virus untuk anak saya.
Tapi untuk memperkecil hal tersebut, setiap pulang dinas sampai di rumah, saya selalu langsung semprot-semprot pakaian saya dulu di luar, lalu langsung lari ke kamar mandi, lepas semua yang telah dipakai habis dinas, langsung dicuci, mandi sebersih mungkin, baru saya bisa bertemu anak dan istri saya. Itu ikhtiar saya untuk keluarga saya di rumah,” ujarnya.
Menjaga kesehatan dengan berperilaku hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat dan vitamin, menyempatkan diri berolahraga, berjemur di pagi hari, tidak menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan, dan selalu berdoa merupakan ikhtiar yang selalu dilakukannya setiap hari.
Selain masinis, ada juga kondektur yang menjadi garda terdepan pelayanan di perjalanan kereta api. Saba Rian Nugraha, seorang kondektur yang berdinas di Daop 2 Bandung pun tetap bertugas sebagaimana biasanya di tengah masa pandemik ini.
Bagi Saba, ia lebih khawatir jika berpotensi menjadi career pembawa virus kepada orang tua di rumah yang sudah sepuh. Jika biasanya setiap akan berangkat atau pulang dinas, ia selalu mencium tangan dan kening ibunya, namun hal itu dengan sedih terpaksa tidak pernah lagi dilakukan.
“Semenjak pandemik ini, ritual itu tidak saya jalankan karena sayang dengan orang tua dan takut malah menyebarkan virusnya. Saat awal pandemik, ibu saya pernah mengulurkan tangannya saat saya akan berangkat dinas, maklum sudah jadi kebiasaan jadi refleks saja. Tapi terpaksa saya ingatkan untuk menjaga jarak dan tidak ada sentuhan sampai pandemik ini selesai.
Hal itu sempat membuat saya sedih karena ritual sederhana itu adalah salah satu penyemangat dan kekuatan saya setiap berdinas. Tapi saya bersyukur orang tua sangat paham dan tak hentinya mendoakan dan mendukung saya untuk selalu semangat berdinas di tengah masa-masa sulit ini. Itulah kekuatan saya,” ujarnya.
Selain dukungan orang-orang terdekat, rekan kerja maupun followernya di social media, menurutnya yang paling penting adalah menjaga mindset. Penting untuk mengubah kekhawatiran menjadi keberanian dan tetap mawas diri dengan patuh dengan seluruh protokol yang ada.
“Menjaga mindset penting agar tidak stress dan itu membuat imun kita kuat. Makan makanan bergizi, menyempatkan waktu untuk berjemur, melakukan hobby di rumah karena sekarang kondektur ada COC atau “Call on Crew” sehingga menjadikan kita punya lebih banyak waktu di rumah. Jangan lupa untuk saling bantu keluarga di rumah, dan menyempatkan diri berolahraga. Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah ikhtiar dan berusaha untuk selalu safety,” katanya.
Garda terdepan lainnya yang tak kalah penting dalam perjalanan KA yakni Polsuska. Mereka bertugas memastikan keamanan selama perjalanan KA. Salah satunya Danny, seorang Polsuska yang telah mengabdi di KAI selama kurang lebih enam tahun. Ia saat ini berdinas di Daop 6 Yogyakarta. Ia merasa bangga dan bahagia tetap berkontribusi sebagai bagian dari garda depan yang bersinggungan langsung dengan penumpang di masa pandemik ini. Patuh terhadap protokol dan aturan terkait penanganan Covid-19 menjadi salah satu hal wajib yang menjadi penyemangatnya dalam bertugas.
“Saya sangat peduli terhadap peraturan. Menurut saya, aturan merupakan salah satu langkah antisipasi demi keselamatan dan kenyamanan bersama. Selain itu, sebagai langkah perlindungan diri, saya pribadi selalu menerapkan pola hidup sehat dan olahraga teratur.
Sebagai anggota Polsuska, hal ini adalah wajib meskipun tidak ada pandemik. Saya juga selalu menggunakan APD, saling mengingatkan dan mendukung sesama rekan kerja selama berdinas. Saling mendukung satu sama lain adalah kekuatan dan penyemangat di masa-masa seperti ini,” ujarnya optimis.