Pemberian nama merupakan salah satu hal yang penting di awal kehidupan manusia. Pemberian nama juga merupakan salah satu tradisi suatu bangsa. Dan biasanya, sebuah nama akan mencirikan dari mana seseorang itu berasal. Berbagai negara memiliki aturan unik tersendiri terkait dengan pemberian identitas tersebut. Sebagai bahan referensi ataupun sekadar pengetahuan saja, berikut ini tradisi penamaan unik dari berbagai negara.
1. Indonesia
Di Indonesia, sistem penamaan lebih bersifat random. Ada yang pakai nama keluarga ada juga yang tidak, ada yang namanya satu kata, ada yang banyak kata. Sebenarnya masih ada beberapa suku di Indonesia yang memakai sistem nama keluarga. Misalnya keturunan Batak dan Arab. Sementara suku-suku besar lain seperti Jawa, Sunda, Betawi, tidak mengenal nama keluarga. Namun hal ini pun sifatnya tentatif (tidak pasti dan dapat berubah). Di Indonesia saat ini kebanyakan pemberian nama tidak lagi terpaku pada tradisi. Hal ini dikarenakan makin banyak orang tua yang memilih nama-nama dari negara Barat atau yang berbau religi.
2. Korea
Masyarakat Korea memiliki sistem kekerabatan yang dikenal dengan tongjok atau kelompok asal marga. Tongjok inilah yang menjadi asal mula marga-marga yang ada di Korea. Marga ini sudah diwariskan secara turun temurun sejak awal sejarah dinasti Korea. Korea punya lebih dari 250 nama marga, namun kini hanya 3 marga yang paling dominan dipakai, yaitu Kim, Lee, dan Park. Ketiga marga tersebut mencakup hampir setengah populasi masyarakat Korea. Berbeda dengan orang Batak yang meletakkan nama marga mereka di belakang, orang-orang Korea menyimpan nama marganya justru di awal nama mereka. Seperti Kim So Hyun, Lee Min Ho, dan Park Bo Gum. Masing-masing marga ini punya arti tersendiri, seperti Kim yang berarti emas, Lee artinya keberuntungan, dan Park yang artinya bersinar.
3. Jepang
Nama orang Jepang terdiri dari marga dan nama pemberian. Berbeda dengan orang Korea dan Tionghoa, marga Jepang bisa ditaruh di depan maupun di belakang, namun umumnya ditaruh di depan, contohnya Utada Hikaru (宇多田 ヒカル) — Marga: Utada, Abe Shinzo (安倍 晋三) — Marga: Abe, dan Marius Yo (マリウス葉) — Marga: Yo. Di Jepang, anak perempuan akan diberikan nama yang menggambarkan nilai yang dipegang keluarga tersebut. Misalnya, Kiyoko (berarti anak bersih), Nayako (anak yang patuh), atau Yoshiko (anak baik). Sementara nama anak laki-laki cenderung menggambarkan posisinya dalam keluarga. Misalnya, Ichiro berarti anak pertama, dan Jiro yang artinya anak kedua.
4. Cina
Sama seperti Jepang dan Korea, di Cina, nama seseorang terdiri dari marga (surname) dan nama pemberian (given name). Beberapa orang Cina mungkin memiliki nama lain. Di Indonesia, orang Tionghoa memakai ‘nama Indonesia’ karena dulu mereka dianggap sebagai penyebar komunis dan dikucilkan oleh orang-orang Indonesia. Walau demikian, nama Tionghoa tetap digunakan di perkumpulan orang-orang Tionghoa. Sekarang, orang Tionghoa boleh memakai nama Tionghoa. Namun, jarang sekali yang memakai nama Tionghoa lagi. Agar tidak bingung, Sobat bisa melihat contoh berikut ini:
Nama Inggris: Jackie Chan, Nama Tionghoa: Cheng Long (成龍)
Nama Indonesia: Basuki Tjahaja Purnama, Nama Tionghoa: Chung Ban-Hok (鍾萬學)
Nama Indonesia: Lucia Francisca Susi Susanti, Nama Tionghoa: Wang Lian-Xiang (王蓮香)
5. India
Nama-nama di India banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai agama. Selain itu, nama seseorang juga dipengaruhi oleh horoskop, kasta, tempat tinggal, dan kepercayaan. Secara umum nama keluarga biasanya diturunkan dari kakek pihak ayah. Jadi, jangan heran jika ada anak yang namanya sama dengan nenek atau kakeknya. Tradisi penamaan anak lainnya yang juga dianut orang India adalah menamakan anak mereka dengan nama dewa. Tak perlu kuatir nama akan sama karena ada 330 juta dewa di India. Sebagian orang India memiliki dua nama yaitu nama lahir dan nama resmi.
6. Islandia
Sistem penamaan paling sederhana mungkin berasal dari Islandia. Nama keluarga tinggal diambil dari nama kecil Ayah ditambah “son” atau “dottir”. Islandia adalah negara Nordik yang penduduknya terjarang di Eropa. Sistem penamaannya yaitu nama sang ayah ditambah kata “son” bila laki-laki atau “dottir” bila perempuan. Misalnya ada seorang pria bernama Leif Erikson, Erik adalah nama keluarga yang diturunkan dari Ayahnya. Maka jika dia punya anak, kemungkinan nama belakangnya adalah Leifsson atau Leifsdottir. Jika sang anak diberi nama Jon Leifsson, nama tersebut memiliki arti “Jon anak laki-laki Leif”.
7. Spanyol
Jika umumnya nama keluarga diturunkan dari nama ayah, namun di Spanyol tidak begitu. Ibu dan ayah bisa menurunkan nama keluarga masing-masing. Misalnya, Juan Pablo Fernandez menikah dengan Anna Moralez. Maka bisa saja mereka memberi nama anak mereka dengan Maria Fernandez-Moralez.
8. Meksiko
Meski saat ini sudah mulai ada perubahan tradisi, tetapi biasanya seorang anak diberikan nama yang sama dengan nama orangtuanya, atau nama yang diambil dari Injil. Meski bagi orang luar agak membingungkan, tetapi orangtua sering memberikan nama yang sama pada anak-anaknya, misalnya Jose Anotino dan Jose Mario.
9. Turki
Sebagai negara Islam, Turki identik menamakan bayi dengan nama nama Islam seperti Muhammet (Muhammad). Yang tak kalah populer adalah nama istri atau anak nabi seperti Ayse (Aisyah) dan Fatma (Fatimah). Nama-nama nabi lainnya juga tak kalah banyak digunakan antara lain Isa, Ismail, Ibrahim dan Yusuf. Banyak juga yang menamakan anaknya Mustafa yang merupakan pendiri Republik Turki.
10. Hawaii
Orang-orang di Hawaii sangat percaya bahwa jauh sebelum seorang anak lahir roh pelindung telah mengirimkan nama kepada anggota keluarga Si Bayi. Nama ditunjukkan melalui tanda-tanda, penglihatan, dan mimpi. Selain itu, mereka juga percaya jika nama yang diberikan tidak digunakan, maka akan memberikan nasib buruk kepada anak. Terkadang, nama pemberian sedikit diubah untuk mengelabui roh jahat agar tidak bisa mengganggu Si Anak.
Nah, sekarang Sobat udah tahu kan bahwa sistem pemberian nama di setiap daerah di Indonesia saja sudah berbeda, apalagi dengan negara-negara yang lainnya. Tapi mau bagaimana pun, sebuah nama tetaplah memiliki makna doa dan harapan dari orang tua untuk anak-anaknya kelak.
(Dari berbagai sumber)