Masyarakat di tatar Sunda punya cara tersendiri dalam pengasuhan anak. Dalam prosesnya ada lima watak yang wajib ditanamkan orangtua pada anak-anaknya sejak usia dini.
5 watak itu adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (pintar dan cerdas). Kelima watak itu menjadi cara hidup orang Sunda. Orang Sunda yang memiliki kelima hal itu disebut dengan perilaku “Nyunda”. Berikut ini penjelasan singkat tentang 5 watak tersebut.
Cageur
Sehat jasmani dan rohani. Dalam bahasa Sunda istilah cageur memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar ”sehat”, tapi juga mampu berpikir dan bertindak secara rasional dan proporsional dengan dilandaskan nilai moral.
Bageur
karakter yang memiliki sifat-sifat kemanusiaan, menjunjung akhlak mulia. Karakter ini dipraktekan masyarakat Sunda melalui sikap hidup yang berdasarkan kebersamaan, saling menolong, dan gotong royong.
Bener
karakter masyarakat Sunda yang selalu menjaga amanah, berkata benar tidak berbohong dan tidak berkhianat. Artinya tiap ucapan harus sesuai dengan tindakan.
Singer
Memiliki arti mawas diri, mencerminkan pribadi yang bertoleransi, mendahulukan kepentingan bersama, tidak alergi terhadap kritikan untuk dijadikan bahan refleksi diri, serta memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama.
Pinter
masyarakat yang berilmu mampu mengantarkan kepada jalan keberkahan dunia untuk meraih kemuliaan hidup sebagai bekal di akhirat. Bukan ilmu yang menjadikan kita mmliki sifat sombong dan juga bukan ilmu yang membawa pada kemudaratan. Bagi orang Sunda, seseorang disebut pinter bila mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat.
Itulah 5 watak orang Sunda yang dalam proses pengasuhan anak oleh orang tuanya harus ditanamkan dan diajarkan. Kebiasaan ini sudah menjadi tradisi dan dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
(Dari berbagai sumber)