Ayah adalah pemimpin dalam keluarga, Selain membri nafkah, pemimpin hendaknya mampu memberi perlindungan, bimbingan dan pendidikan bagi anak-anaknya. Karena itulah perilaku orangtua yang baik bisa menjadi contoh dominan bagi anak.
Tak mudah menjadikan anak kita sebagai generasi cerdas dan berakhlak baik, tapi bagi umat Islamt menjadi Ayah yang baik dapat kita contoh dari Al Qur’an. Berikut contoh sosok ayah hebat dalam Al-Qur’an yang patut menjadi teladan para ayah :
Nabi Muhammad S.A.W.
Yang pertama perlu diteladani tentu saja Rasulullah,. Nabi Muhammad memiliki 4 putra dan 4 putri, dalam keluarga beliau ayah terbaik. Jiwa penyayangnya kepada anak-anak tidak diragukan lagi.
Beliau juga merupakan sosok tidak suka memarahi anak kecil.
Walaupun tidak suka marah kepada anak kecil, tidak berarti menghilangkan sifat tegasnya dalam mendidik anak. Rasulullah tidak segan menegur anaknya apabila menyalahi adab Islam. Beliau pernah menegur Umar bin Abu Salma “Hai nak! Bacalah basmalah, menyuaplah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang ada didekatmu!” (dari Aisyah HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi Ibrahim A.S.
Ayahanda dari Nabi Ismail ini menjadi sosok ayah teladan karena keberhasilannya membina suatu keluarga. Nabi Ibrahim telah berhasil mendidik keluarganya menjadi keluarga yang senantiasa mentauhidkan Allah SWT.
Ujian terbesar terhadap keimanan Nabi Ibrahim adalah ketika turun perintah dari Allah meninggalkan Hajar yang baru melahirkan Ismail di bukit gersang tak berpenghuni dan saat turun perintah menyembelih anaknya Ismail. Walaupun berat Rasa cintanya kepada keluarga tidak pernah mengalahkan rasa cintanya kepada Allah. Ibrahim sebagai seorang ayah mampu meyakinkan keluarganya tentang arti ketaatan kepada perinta Allah. Seberat apapun kondisi yang diterima kita harus tetap yakin bahwa Allah akan senantiasa menolong dan memberikan jalan.
Nabi Ya’qub A.S.
Yang perlu diteladani dari ayah Nabi Yusuf A.S ini adalah kesabaran beliau dalam mengenalkan baik dan buruk kepada anaknya.
Rasa iri telah menjerumuskan anak-anak Yaqub untuk berbuat jahat kepada anak yang lainnya yaitu Yusuf. Meskipun mengetahui anak-anaknya telah berbuat jahat kepada anak kesayangannya, Yusuf, Yaqub tidak begitu saja mengusir anaknya dari rumah. Akan tetapi Yaqub justru mendoakan ampunan kepada Allah untuk anak-anaknya. Beliau juga menasehati dan mendoakan semoga anak-anaknya dapat berubah menjadi lebih baik. Sikap kesabaran ini yang harus dimikili oleh seorang ayah yang memiliki anak bermasalah. Hal itu menjadi tanggung jawab orang tua untuk tidak bosan menasehati dan meluruskan jalannya.
Nabi Dawud A.S.
Nabi Dawud tahu betul potensi kecerdasan sang anak Sulaiman ketika anaknya masih kecil. Dawud giat melatih dan mngajarkan Sulaiman untuk memimpin kerajaan dan memberikan hukum yang adil terhadap suatu permasalahan.
Hasilnya Sulaiman tumbuh menjadi anak yang semakin cerdas. Hal ini yang harus dimiliki seorang ayah. Mengenali bakat anaknya dan mngarahkannya ke arah yang positif. Mengenali bakat anak sejak dini sangatlah penting dilakukan guna menentukan arah pendidikan yang sesuai dengan kemampuan anak,
Nabi Zakaria A.S.
Nabi Zakaria A.S. adalah ayah dari Nabi Yahya. Beliau sosok yang sabar luar biasa dalam hal berdoa kepada Allah agar diberikan anak. Hingga usianya 90 tahun, istrinya, Isya belum kunjung memiliki anak. Tanpa keraguan Zakaria terus mmohon kepada Allah agar diberikan anak yang doanya tertulis dalam Surah Maryam ayat 2-6. Berkat kesungguhan dan keyakinannya doa beliau akhirnya dijawab oleh Allah dengan terlahir anak bernama Yahya.
Kisah ini memberikan hikmah kepada kita bahwa tugas menjadi ayah terjadi jauh sebelum anak terlahir ke dunia. calon orang tua hendaknya juga mendoakan calon anaknya agar menjadi anak yang sholeh/sholehah.
Luqman Al-Hakim
Walaupun bukan nabi, namanya diabadikan dalam Al-Qur’an berkat kebijakannya dalam mendidik anak. Allah telah memberikan hikmah (kebijaksanaan) kepadanya sebagaimana yang tertulis di Surah Luqman ayat 12-19.
Berkat keistimewaan hikmah tersebut Luqman dapat menasehati anaknya dengan begitu bijak dan arif. Secara tersirat Allah memerintahkan kepada para ayah untuk menasehati anaknya seperti Luqman menasehati anaknya.
Beberapa wasiat Luqman kepada anaknya diantaranya supaya mentauhidkan Allah dan menjauhi syirik. Beliau juga berpesan untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua dan menuruti perintahnya selama perintah itu tidak bertentangan dengan perintah Allah serta tidak berbuat sombong di muka bumi. Selain itu Luqman juga mengingatkan anaknya bahwa segala sesuatu yang dilakukan baik atau buruk akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir.
(Dari berbagai sumber)