Hai Sobat Harmoni gak bisa dipungkiri lagi, pengaruh teknologi terhadap kehidupan begitu terasa. Di setiap zaman, hampir semua aspek kehidupan mengalami pembaruan terutama yang tradisional sudah tergantikan dengan yang lebih modern. Tidak terkecuali permainan anak-anak. Sudah sangat jarang bahkan hampir tidak ditemukan lagi anak-anak yang asyik bermain dengan permainan tradisional.
Anak-anak pada generasi masa kini mereka lebih memilih untuk bermain permainan yang ada pada gadget mereka, daripada memainkan permainan tradisional bersama teman-teman seumurannya. Anak-anak pada generasi masa kini lebih asyik dengan dirinya sendiri dan gedgetnya. Tidak sedikit juga yang sudah terbiasa dengan media sosial, seperti facebook, instagram, atau sejenisnya yang ada pada generasi masa kini. Sehingga, permainan tradisional pun sudah tidak memiliki daya pikat lagi untuk dimanikan oleh anak-anak di generasa masa kini.
Padahal jika Sobat bandingkan antara permainan tradisional dengan permainan modern sebenernya permainan tradisional lebih bermanfaat bagi perkembangan kepribadian anak, cenderung lebih variatif dan menantang untuk dimainkan. Tubuh pun lebih banyak bergerak, otak ikut berfikir, dan emosi ikut terlibat. Sedangkan permainan modern cenderung membuat diri seseorang lebih pasif bergerak, meski secara emosi atau berfikirnya juga ikut terlibat. Dengan begitu tidak heran banyak anak-anak di generasi masa kini yang hidupnya lebih individualistis dan enggan untuk bersosialisasi dengan banyak orang. Sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kehidupan anak-anak generasi dahulu.
Adakah Sobat Harmoni yang tau beberapa macam permainan tradisional pada generasi dahulu? Kita sebutkan beberapa diantaranya yuk Sobat..
- Permainan Tradisional Petak Umpet
Permainan ini dilakukan oleh lebih dari dua orang. Caranya sangat mudah sekali. Ada satu orang yang menjadi penjaga dan mencari temannya yang menghilang, sedangkan teman yang lainnya mengumpet disuatu tempat. Misalnya bermain dengan tujuh orang, lalu dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi penjaganya. Hompimpa hingga sisa satu orang yang kalah.
Dan orang yang kalah itu disebut kucing. Permainan dimulai dengan kucing yang menjaga area dan harus menutup matanya lalu menghitung dari satu sampai sepuluh. Teman yang lainnya harus mengumpet dimanapun tetapi tidak jauh-jauh dari area sekitar, jangan sampai si kucing menemukan. Jika si kucing sedang mencari teman yang lainnya, maka teman yang lainnya juga harus ada yang segera lari menuju tempat penjaga si kucing tadi, dan berteriak inglo. Jika sudah ada yang teriak inglo, maka orang itulah yang menjadi pemenang pada permainan dan si kucing masih tetap harus mencari orang-orang lain yang masih belum ditemukan sampe kucing bisa menemukan orang yang bersembunyi dan orang itulah yang kjalah yang akan menggantikan si kucing..
Begitulah permainan itu dilakukan hingga permainan berakhir. Waktu permainan pun tidak dibatas bisa dilakukan dari pagi hingga siang hari.
- Permainan Tradisional Egrang
Tidak mudah untuk menggunakan egrang, hanya orang-orang yang sudah terbiasa dan bisa menaklukkan keseimbangan. Egrang yaitu dua tongkat yang panjang dan di bagian tengah diberikan pembatas. Setelah itu Soat naik diatas pada pijakan yang sudah diberikan sebelumnya. Jika Sobat jatuh maka akan diberikan hukuman. Tetapi untuk awal-awal Sobat tidak perlu membuat hukuman karena biasanya sebelum memulai permainan kita melakukan uji coba nya terlebih dahulu.
- Permainan Tradisional Benteng Sodor atau Gobak Sodor
Permainan ini disebut benteng sodor atau gobak sodor, karena ada beberapa kelompok yang menjaga benteng masing-masing. Satu kelompok minimal terdiri dari 2 orang. Dimulai dari hompimpa dan dilihat mana yang jadi pemenang. Setelah hompimpa selesai, maka yang menjadi pemenang boleh memulai duluan, lari dan mengejar ke arah benteng lawan. Tapi permainan ini harus cepat larinya, jika tidak cepat akan kena lawan dan Sobat akan kalah.
- Permainan Tradisionla Boi-boian
Permainan yang bernama boi-boian. Ini adalah permainan yang dilakukan oleh lima hingga sepuluh orang. Cara memainkan permainan ini dengan menyusun satu lempengan batu hingga tinggi. Lalu siapkan bola kecil untuk melepar tumpukan batu hingga runtuh semua. Biasanya bola kecil yang dipakai itu bola kasti. Salah satu pemain melempar bola, jika tumpukan batu rubuh maka penjaga wajib mengambil bola dan dilemparkan ke tubuh pemain yang lainnya hingga terkena dan dinyatakan kalah.
- Permainan Tradisional Bentik atau Gatrik
Permainan tradisional yang bernama bentik atau gatrik ini biasanya disebut dengan tak kadal. Dilakukan oleh dua kelompok dan satu kelompok terdiri dari minimal dua orang. Alat-alat yang dibutuhkan untuk memainkan permainan ini ada dua potongan bambu, yang pertama bambu dengan ukuran kecil dan satunya lagi berukuran kurang lebih 30 cm.
Setelah itu bambu yang besar diletakkan diantara dua batu lalu dipukul dengan bambu yang kecil. Jika ada pemain yang tidak bisa memukul bambu dengan benar maka akan mendapatkan hukuman. Biasanya hukumannya itu Sob menggendong yang kalah.
- Permainan Tradisional Ular Naga Panjang
Permainan selanjutnya ada ular naga. Pada generasi dahulu permainan ini sangat digemari oleh anak-anak umur lima sampai dua belas tahun. Permainan ini biasanya dilakukan di lapangan, karena semakin banyak pemain akan semakin seru. Biasanya permainan ini dilakukan lebih dari tujuh orang. Cara bermainnya dengan menentukan siapa yang menjadi penjaga dua orang dan sisanya berjalan melewati penjaga. Untuk memilih penjaga, harus melakukan hompimpa agar lebih adil.
Setelah ditentukan siapa yang menjadi penjaganya, maka sisa orang yang lainnya berbaris dengan tangan ditaruh dipundak teman depannya, lalu berjalan melingkar melewati penjaga. Sambil berjalan menyanyikan lagu ular naga panjangnya, hingga selesai. Jika nyanyian sudah selesai maka penjaga menangkap satu orang dan orang yang tertangkap harus keluar dari barisan dan biasanya diberi pertanyaan-pertanyaan oleh si penjaga.
- Permainan Tradisional Engklek
Permainan engklek ini bisa dilakukan oleh dua orang saja dan maksimal itu lima orang, sebab untuk memainkannya harus menunggu giliran dan jika banyak orang yang ingin bermain maka akan lama untuk menunggu gilirannya.
Cara bermainnya dengan menggambar kotak-kotak di tanah, latar di depan rumah Sobat atau dilapangan yang terang agar mudah menggambar kotak-kotaknya menggunakan kapur. Ada sembilan kotak yang terdiri dari tiga buah kotak horizontal, lalu disambung tiga kotak vertikal, setelah itu tambah satu kotak diatasnya dan terakhir dua kotak dihorizontal. Satu persatu pemain melompati kotak tersebut dari awal hingga terakhir. Melompatnya harus menggunakan satu kaki, jika kaki terjatuh maka harus menaruh batu disalah satu kotak terakhir sebagai tanda untuk mengawali giliran. Begitupun seterusnya hingga selesai dan bergantian.
Nah, apa masih adakah di generasi masa kini Sobat Harmoni yang bermain permainan tradisional?
Jangan lupakan beragam budaya di Negara Sobat ini ya, terutama pada permainan tradisional nya. Selamat mencoba bermain permainan tradisional dengan teman-teman Sobat semua.
(Dari berbagai sumber)