Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mencegah stunting yang saat ini masih terdapat di sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Barat.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil menyatakan, ada tiga cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat khususnya para orang tua untuk mencegah anaknya stunting yaitu melalui pola asuh, pola makan dan sanitasi yang baik.
“Tiga pola tersebut berperan penting dalam mencegah stunting di Indonesia, khususnya Jabar, karena stunting tidak hanya memperlambat pertumbuhan fisik, tetapi juga mengganggu perkembangan otak anak,” kata Atalia saat melakukan Siaran Keliling di Kabupaten Bandung Barat, Rabu (16/10).
Menurut Atalia, kasus stunting di Jawa Barat hingga saat ini relatif cukup tinggi yaitu mencapai 29,2 persen, dan dari jumlah tersebut tidak semuanya dari keluarga kurang mampu tetapi juga dari keluarga sejahtera.
“Kasus stunting di Jabar capai 29,2 %, di KBB 36,69 %, dan untuk di Kecamatan Padalarang ada 38 kasus dan 19 di antaranya itu adalah keluarga sejahtera, artinya kasus stunting tidak saja berkaitan langsung dengan kondisi ekonomi, tapi juga dengan pemahaman, pola asuh, pola makan, termasuk sanitasi,” ucapnya.
Atalia menambahkan, selain gizi buruk, kondisi air dan sanitasi yang buruk turut menyebabkan tingginya angka stunting terhadap anak di Indonesia karenanya air dan sanitasi bersih menjadi tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) yang harus terpenuhi pada tahun 2030 mendatang.
“Saat ini, banyak masyarakat yang merasa pentingnya pencegahan stunting hanya dari sisi pola makan, bagaimana memberikan protein terbaik, bagaimana gizi dan sebagainya, tapi mereka lupa bahwa sanitasi juga merupakan bagian penting dari pencegahan stunting,” tuturnya.
Stunting yaitu kondisi anak yang memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya karena asupan gizi kurang. Stunting sendiri terjadi tidak begitu saja, melainkan melalui proses yang cukup lama atau kronis. (Parno)